Satu Lagi Produsen Mobil Listrik China Investasi di Thailand, RI Semakin Tertinggal

Hozon China akan memproduksi EV di Thailand untuk pasar Asia Tenggara.

Reuters
Orang-orang yang memakai masker setelah wabah Covid-19 merebak berdiri di bawah logo Neta by Hozon saat mereka menghadiri Pameran Otomotif Internasional Beijing, atau pameran Auto China, di Beijing, China, 27 September 2020. Foto ilustrasi
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Hozon New Energy Automobile China akan membuat kendaraan listrik (EV) di Thailand untuk pasar Asia Tenggara. Juru Bicara Pemerintah Thailand Tipanan Sirichana mengatakan, Sabtu (6/5/2023), Hozon mengikuti produsen mobil listrik yang lain dalam membangun fasilitas di pusat produksi mobil utama di kawasan itu.

Baca Juga


 

Hozon menandatangani perjanjian dengan Majelis Umum Bangchan Thailand pekan ini untuk memulai produksi model NETA V dan hal itu diharapkan terwujud pada tahun 2024.

 

Pembuat EV tersebut meluncurkan model NETA V di pasar Thailand tahun lalu. “Dan berencana untuk mulai menawarkan model NETA U dan NETA S dalam waktu dekat,” kata Tipanan  dalam sebuah pernyataan.

 

Pembuat EV China lainnya seperti BYD juga telah berinvestasi di pabrik Thailand karena permintaan yang meningkat di antara konsumen domestik yang memilih dari merek seperti Great Wall Motors dan Tesla. 

 

Bulan lalu, seorang pejabat Thailand mengatakan Changan Auto China akan menginvestasikan 285 juta dolar AS untuk sebuah fasilitas di Thailand.

 

Thailand adalah pusat perakitan dan ekspor mobil terbesar keempat di Asia untuk pembuat mobil seperti Toyota dan Honda 

 

Negara ini bertujuan untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan EV global di luar China dengan menawarkan pemotongan pajak dan subsidi untuk mendorong adopsi dan produksi EV. Thailand telah menetapkan target bahwa 30 persen produksi mobil domestik menjadi EV pada tahun 2030.

 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu mengatakan sampai saat ini pemerintah Indonesia dan Tesla masih terikat Non Disclosure Agreement (NDA). Luhut mengatakan, selain Tesla, perusahaan kendaraan listrik asal China, BYD Automobile Co Ltd juga akan membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia. 

 

Bahkan belakangan pabrikan otomotif asal Jerman Volskwagen (VW) disebut-sebut  juga tertarik membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Namun semua rencana tersebut belum terealisasi. Sedangkan Thailand, dalam dua bulan terakhir ini saja sudah ada dua pabrikan mobil listrik China yang mulai membangun pabrik di negara itu selain produsen mobil China lainnya yang sudah lebih dulu investasi.

 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler