Asosiasi Bankir ASEAN: Bank Tradisional Masih Punya Peran Krusial

Peran bank saat ini belum dapat digantikan.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah memanfaatkan layanan transfer BI-Fast di aplikasi. Sekretaris Jenderal Asosiasi Bankir ASEAN Paul Gwee mengatakan, bank tradisional masih mempunyai peran krusial di era kemajuan ekonomi digital saat ini.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Bankir ASEAN Paul Gwee mengatakan, bank tradisional masih mempunyai peran krusial di era kemajuan ekonomi digital saat ini.

Menurutnya, bank-bank tradisional saat ini masih mampu berperan sebagai instansi yang memastikan transaksi antar pihak aman dilakukan, serta sebagai pilihan utama masyarakat untuk menyimpan asetnya dengan jaminan.

"Jadi secara tradisional, bank tetap akan menjadi fasilitator untuk memastikan ketika pembayaran dilakukan, uang sampai ke tujuan pelanggan. Dan siapapun yang melakukan transaksi di bank, akan menerima uang itu dengan aman," kata Paul di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Hal tersebut Paul sampaikan dalam perhelatan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 yang diadakan tanggal 7-10 Mei 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Di tengah munculnya perusahaan-perusahaan teknologi finansial (fintech), peran bank saat ini belum dapat digantikan.

Paul menjelaskan, meskipun di awal kemunculan fintech sedikit mengalami persaingan dengan bank konvensional, saat ini kedua jenis instansi tersebut telah berupaya untuk bersinergi guna membangun perekonomian digital yang maju di kawasan.

"Pada saat fintech ini muncul, Anda tahu bagaimana bank merespon, kemunculan fintech saat itu cukup menantang bank yang menurut saya, yang mereka lakukan merupakan persaingan yang baik. Namun sekarang ada pengembangan QR dan real time transfer yang jadi kolaborasi antara fintech dan perbankan," jelas Paul.

Tahun ini, FEKDI mengangkat tema Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth. FEKDI 2023 merupakan bagian dari rangkaian acara keketuaan ASEAN Indonesia pada jalur keuangan.

Acara ini menjadi ajang etalase inovasi produk dan layanan, serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital hasil kolaborasi dari Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Perekonomian.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler