Bercak di Tulang Kering Bisa Menjadi Tanda Diabetes, Seperti Apa Bentuknya?

Bercak penanda diabetes juga bisa ditemukan di bagian tubuh mana pun.

Republika/Musiron
Perempuan mengoleskan pelembap pada kakinya (ilustrasi). Dermopati adalah kondisi kulit yang cukup umum yang memengaruhi orang yang hidup dengan diabetes, termasuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan kondisi seumur hidup yang terjadi karena kadar gula darah seseorang menjadi terlalu tinggi. Ada dua jenis diabetes, yakni tipe 1 dan tipe 2.

Dilansir Express, Selasa (9/5/2023), diabetes tipe 1 tidak diketahui penyebabnya. Sementara itu, tipe 2 sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan atau tidak aktif bergerak, meski pun faktor genetik dapat berperan.

Pengidap diabetes, tipe 1 maupun 2, harus menyesuaikan gaya hidup mereka dengan mengikuti diet tertentu, minum obat, dan melakukan pemeriksaan rutin agar tetap sehat. Seperti kondisi medis lainnya, semakin cepat gejala diabetes diketahui, semakin cepat pengobatan yang cepat dapat dicari.

Ada beberapa tanda umum dari diabetes yang bisa menjadi alarm. Contohnya, merasa haus dan sering ingin buang air kecil.

Gejala lainnya termasuk merasa sangat lelah, penurunan berat badan dan hilangnya massa otot, gatal di sekitar penis atau vagina, atau sariawan yang sering terjadi, dan penglihatan kabur. Jika mengalami salah satu gejala diabetes, Anda harus berbicara dengan dokter umum Anda.

Namun, ada gejala yang kurang dikenal yang bisa muncul di kulit. Menurut Cleveland Clinic di Ohio, Amerika Serikat, dermopati terkait diabetes merupakan komplikasi potensial dari diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Bercak biasanya muncul di tulang kering, meski bisa ditemukan di bagian tubuh mana pun. Warna bercak bisa merah muda, merah atau cokelat.

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa dermopati terkait diabetes (sering disebut 'bintik-bintik kering') adalah kondisi kulit yang cukup umum yang memengaruhi orang yang hidup dengan diabetes, termasuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.  Dermopati terkait diabetes terlihat seperti bercak kecil, bulat merah muda, kemerahan atau cokelat di kulit. Bercaknya bisa terlihat seperti bekas luka dan berlekuk.

"Bercak itu umumnya berukuran satu sentimeter hingga 2,5 sentimeter. Bercak itu tidak berbahaya dan tidak gatal, mengeluarkan cairan, atau menyebabkan rasa sakit," ujar Cleveland Clinic.

Fitur pembeda lain dari bercak kecil termasuk, bulat atau oval, sedikit menjorok ke dalam kulit Anda dan/atau agak bersisik, bilateral (artinya muncul di kulit kedua kaki atau kedua lengan Anda secara bersamaan). Bercak dapat muncul selama berbulan-bulan pada suatu waktu dan menurut American Diabetes Association mereka sering disalahartikan sebagai bintik-bintik usia.

Baca Juga


Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan dermopati terkait diabetes, namun para peneliti percaya hal itu bisa disebabkan oleh trauma sebelumnya pada kulit. Ini bisa jadi karena cedera atau panas dingin yang ekstrem, terutama pada orang dengan neuropati, yakni sejenis kerusakan saraf yang disebabkan oleh gula darah tinggi kronis.

Hal tersebut juga lebih sering terjadi pada orang dan mereka yang sudah lama mengidap diabetes. Selain itu, sebuah makalah merinci terjadinya kondisi itu pada 55 persen pasien diabetes.

Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)

 

Makalah tersebut diterbitkan dalam British Journal of Diabetes and Vascular Disease. Menurut makalah tersebut, dermopati diabetik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan lesi kulit atrofi kecil, bulat, berwarna cokelat yang terjadi pada tulang kering pasien diabetes.

"Lesi tidak menunjukkan gejala dan terjadi pada 55 persen pasien diabetes, tetapi kejadiannya bervariasi di antara laporan yang berbeda," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler