Jamaah Haji Lansia dan Sakit Dapat Kemudahan Saat Beribadah, Ini Dalilnya

Jamaah haji dapat memilih pendapat ulama madzhab yang kuat atau lemah.

Dok MCH 2023
Mantan Direktur Pembinaan Haji Kementerian Agama (Kemenag), KH Ahmad Kartono dalam kegiatan Edukasi MCH 1444 H di Jakarta, Selasa (9/5/2023) malam. Dia menjelaskan dalil dan landasan hukum jamaah haji lansia, sakit, risiko tinggi dan disabililitas mendapat kemudahan atau keringanan dalam beribadah. Jamaah Haji Lansia dan Sakit Dapat Kemudahan Saat Beribadah, Ini Dalilnya
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pelaksanaan ibadah, termasuk ibadah haji terdapat amalan ibadah yang digolongkan dalam kategori rukhsah (mendapat kemudahan dan keringanan) yang dikemukakan para fuqaha (ahli fikih). Artinya, jamaah haji dapat melaksanakan fikih sesuai kemampuan atau kesanggupannya.

"Jamaah haji dapat memilih pendapat ulama madzhab yakni pendapat yang Arjah (lebih kuat dan mayoritas) atau pendapat yang Rajih (yang kuat), bahkan pendapat yang Marjuh (yang lemah). Inilah moderasi dalam konteks manasik haji," kata mantan direktur Pembinaan Haji Kementerian Agama (Kemenag), KH Ahmad Kartono dalam kegiatan Edukasi MCH 1444 H di Jakarta, Selasa malam (9/5/2023).

Kiai Kartono menyampaikan dalil dan landasan hukum jamaah haji lansia, sakit, risiko tinggi dan disabililitas mendapat kemudahan atau keringanan dalam beribadah.

Baca Juga


Dalil Alquran Kemudahan Ibadah Bagi Lansia dan Sakit

وما جعل عليكم فى الدين من حرج

"Allah tidak menjadikan untuk kalian suatu kesempitan dalam urusan Agama." (Quran Surat Al-Hajj Ayat 78) 

فاتقوا الله ما استطعتم واسمعوا وأطيعوا                                          

"Bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarkanlah serta taatlah." (Quran Surat at-Taghabun Ayat 16)

يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر  

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (Quran Surat Al-Baqarah Ayat 185)

Quran Surat Al-Baqarah Ayat 286 berbunyi لايكلف الله نفسا الا وسعها  (Artinya, Allah tidak membebani kepada seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan tafsir sebagai berikut

أى لايكلف أحدا فوق طاقته , وهذا من لطفه تعالى بخلقه ورأفته بهم واحسانه اليهم. .

Yakni Allah tidak memaksa atau membebani kepada seseorang melebihi kemampuannya, dan inilah sifat lemah lembut Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya, santun dan memberi kebaikan kepada mereka.

Hadits Kemudahan Ibadah Bagi Lansia dan Sakit

Kiai Kartono juga menyampaikan hadits-hadits jamaah haji lansia, sakit, risiko tinggi dan disabililitas mendapat kemudahan atau keringanan dalam beribadah.

Hadits riwayat Imam Muslim
 
 عن أبى هريرة رضي الله عنه قال. قال النبي صلى الله عليه وسلم : ذروني ما تركتم فانما هلك من كان قبلكم بكثرة سئوالهم واختلافهم على أنبيائهم. فاذا أمرتكم بشيئ فأتوا منه ما استطعتم واذا نهيتكم عن شيئ فدعوه (أخرجه مسلم)

"Dari Abi Hurairah r.a ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: Tinggalkanlah aku apa yang seharusnya kalian tinggalkan, sungguh terjadinya kebinasaan orang-orang sebelum kamu karena mereka banyak pertanyaan dan perselisihan mereka atas para Nabi mereka. Maka ketika aku perintahkan kepada kalian untuk mengerjakan sesuatu laksanakanlah sesuai kesanggupannya, dan jika aku melarang kalian mengerjakan sesuatu maka tinggalkanlah." (HR Muslim)

Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

 ما خير رسول الله صلعم بين آمرين الا اختار آيسرهما ما لم يكن اثما (رواه البخاري ومسلم)  

"Rasulullah SAW tidak akan memilih diantara dua perkara kecuali yang lebih mudah dari keduanya, selagi perkara itu tidak menimbulkan dosa." (HR  Bukhari dan Muslim).    

Hadits riwayat Ibnu Murdawih

قال النبي صلعم : ان الله انما أراد بهذه الأمة اليسر ولا يريد بهم العسر (رواه ابن مردويه).  

"Sesungguhnya Alloh menghendaki kemudahan kepada umatnya dan tidak menghendaki mereka dalam kesulitan." (HR Ibnu Murdawih)

Hadits riwayat at-Thabrani dari Ibnu Abbas

قال النبي صلعم : ان الله عزوجل قد أعطى كل ذى حق حقه... وشرع الاسلام فجعله
سهلا سمحا واسعا ولم يجعل له ضيقا (رواه الطبراني عن ابن عباس ).

"Sungguh Allah Azza wa Jalla memberikan kepada setiap yang memiliki hak atas haknya ... Dan Alloh mensyariatkan Islam lalu menjadikannya (sebagai agama) yang mudah, toleran, luas, dan tidak menjadikannya sebagai (agama) yang sempit." (HR. At-Thabrani dari Ibnu Abbas).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler