Diduga Sindikat Bimbel, Tujuh Peserta UTBK-SNBT 2023 di USU Dilaporkan ke Polisi

Alat perekam terpasang di badan tujuh peserta UTBK-SNBT di USU.

Republika/Wihdan Hidayat
Peserta mengikuti UTBK-SNBT 2023 di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin (8/5/2023). Sebanyak tujuh peserta UTBK-SNBT 2023 di Universitas Sumatra Utara (USU) ditemukan memakai alat perekam di tubuhnya. Mereka dilaporkan ke polisi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pimpinan Universitas Sumatera Utara (USU) melaporkan tujuh peserta pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) - Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023 kepada aparat kepolisian. Mereka disinyalir merupakan bagian dari sindikat bimbingan belajar.

"Tindak kecurangan tersebut pertama kali ditemukan oleh pengawas ruangan yang melihat tindak tanduk peserta yang mencurigakan," kata Wakil Rektor I USU Dr Edy Ikhsan di Medan, Sumatra Utara, Kamis (11/5/2023).

Edy memerinci, dari tujuh orang yang diduga melakukan kecurangan pada hari ketiga pelaksanaan UTBK, Rabu (10/5/2023), empat orang di antaranya merupakan peserta di Fakultas Kedokteran. Sisanya, masing-masing satu orang di Fakultas Keperawatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Psikologi.

Edy mengatakan pengawas ujian melakukan prosedur pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi logam (metal detector) terhadap setiap peserta UTBK. Mereka menemukan beberapa alat rekam yang dipasang di badan peserta.

"Kami apresiasi pengawas ruangan yang sigap melakukan pemeriksaan sehingga upaya kecurangan bisa digagalkan," ujarnya.

Baca Juga


Ke depan, menurut Edy, USU akan memperketat prosedur pengawasan. Pimpinan USU berharap aparat kepolisian bisa membongkar kasus dugaan kecurangan UTBK itu karena mereka mensinyalir insiden itu melibatkan sindikat bimbingan belajar.

"Kalau kami lihat pola-pola yang dilakukan seperti ini memiliki jaringan. Alat yang mereka gunakan, pakaian yang digunakan, serta keterangan dari beberapa pelaku yang seragam, mengarah kepada hal itu. Tapi, sekali lagi ini ranahnya pihak yang berwajib," katanya.

Edy yang juga ketua Panitia Pelaksanaan UTBK 2023 di USU mengatakan kasus ini juga sudah dilaporkan kepada Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan UTBK secara nasional. Menurutnya, seluruh pengawas yang bertugas di UTBK USU sudah dibekali dengan pemahaman dan pengenalan alat-alat yang biasa digunakan dalam tindak kecurangan UTBK.

"USU juga menyediakan metal detector untuk mendeteksi kandungan logam yang terdapat pada alat-alat elektronik, seperti telepon seluler serta alat rekam visual dan audio," jelasnya.

Wakil Rektor USU juga mengimbau para peserta UTBK untuk tidak percaya kepada oknum-oknum yang menjanjikan kelulusan, apalagi sampai terlibat praktik curang. USU tidak memberikan toleransi terhadap tindak kecurangan dan akan mengambil langkah hukum yang diperlukan untuk memberi efek jera kepada para pelaku.

"Pengungkapan kasus ini juga diharapkan menjadi pembelajaran kepada panitia UTBK di lokasi ujian lainnya untuk lebih waspada terhadap praktik kecurangan," kata Edy.

Sesuai jadwal, USU masih akan melaksanakan UTBK hingga 13 Mei 2023 pada gelombang pertama. Selanjutnya, gelombang kedua digelar pada 22 hingga 28 Mei 2023.

Pelaksanaan UTBKdi USU dibagi dalam dua sesi, yakni pagi dan siang. Jumlah pesertanya mencapai 38.260 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler