Sihir, Mukjizat, dan Karamah tidak Sama Satu Sama Lain? Ini Penjelasan Pakar

Islam melarang praktik sihir dengan dalih apapun

www.freepik.com
Praktik sihir atau ilmu hitam (ilustrasi).Kekuatan dukun tak hanya dipercaya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang menyalahartikan sihir, mukjizat, dan karamah yang disamaratakan. Padahal, ketiga hal tersebut berbeda sama sekali. 

Baca Juga


Mukjizat dan karamah lebih banyak merupakan kekuatan luar biasa langsung dari Allah SWT sebagai upaya untuk meyakinkan seseorang atau kelompok akan sebuah kebenaran yang diragukan oleh sekelompok orang. 

Untuk meyakinkan mereka, Allah SWT memberikan ke istimewaan kepada hamba-Nya untuk melemahkan usaha orang lain guna melemahkan kebenaran itu. 

Sementara, sihir lebih merupakan keterampilan manusia untuk menguasai sub-conciousnes orang-orang tertentu sehingga seolah-olah terjadi keajaiban atau keluarbiasaan. 

Sebagian cara kerja sihir itu menggunakan keterampilan teknis manusia dan sebagian lainnya menggunakan cara-cara mistis, dalam istilah populer tradisi Islam dengan menggunakan jin. 

Sihir umumnya berkonotasi negatif. Berbeda dengan mukjizat dan karamah yang lebih berkonotasi positif. Keberadaan sihir diakui dalam Alquran dan hadits. Tidak kurang 12 kali kata sihir disebutkan di dalam Alquran dan di dalam hadits lebih banyak lagi. Di antara ayat itu ialah. 

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِيينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا  يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَاا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan me reka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). 

Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (QS al-Baqarah [2] ayat 102).

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Mukjizat sebagai sebuah perbuatan luar biasa yang berbeda dengan sihir, tetapi bagi orang yang tidak mendapatkan petunjuk tidak bisa membedakan antara mukjizat dan sihir sebagaimana dinyatakan dalam ayat: 

فَلَمَّا جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ

"Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: Ini tidak lain hanyalah sihir yang di buat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu." (QS al-Qashash [28]: 36).   

Perbuatan yang luar biasa sesungguhnya ialah mukjizat dan karamah. Karena itu, mukjizat tidak akan pernah dikalahkan sihir, sebagaimana diyatakan dalam ayat-ayat yang mengisahkan pertarungan ular tukang sihir Firaun dengan tongkat Nabi Musa AS, sebagaimana disebutkan dalam ayat: 

 وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَفَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

"Dan kami wahyukan kepada Musa: Lemparkanlah tongkatmu! Maka, sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud." (QS Al-Araf [7]: 117-120).

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Sihir sesungguhnya belum bisa dikatakan khariq al-'adah (luar biasa) karena bisa diprogram sebagaimana program lainnya. 

Mukjizat dan karamah tidak bisa diprogram. Adakalanya mukjizat dan karamah muncul tiba-tiba di luar dugaan, tetapi sihir lebih banyak disesuai kan dengan permintaan atau tujuan yang bersifat materialistik, tidak terkait dengan urusan spiritual. 

Sihir bisa dilakukan oleh siapa pun asal menguasai ilmunya, sedangkan mukjizat dan karamah tidak bisa diakses sembarang orang. 

 

Sihir lebih banyak diorder, sedangkan muk jizat dan karamah bukan sesuatu yang diorder, apalagi untuk dipamerkan.    

 

*Naskah tasawuf karya Prof KH Nasaruddin Umar, Imam Masjid Besar Istiqlal Jakarta

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler