Identik dengan LGBT, Buya Anwar: Tolak Kedatangan Coldplay di Indonesia

Kehadiran pemusik ini lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. 

Republika
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan penolakan atas konser band Coldplay di Indonesia.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan penolakan atas konser band Coldplay di Indonesia. Image grup tersebut sebagai pendukung LGBT disebut bertentangan dengan agama dan dasar negara ini.


"Perilaku LGBT itu bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Agama yang diakui di Indonesia ini ada enam dan semuanya menolak LGBT," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/5/2023).

Sebagai bangsa yang beragama dan sesuai dengan pasal 29 ayat 1, dinyatakan Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, maka negara dan pemerintah harus memperhatikan nilai dan ajaran agama.

Jika selanjutnya ada pihak-pihak yang ingin merusak dan melanggar ajaran agama, Buya Anwar menyebut, pemerintah harus turun dan tidak mentolerirnya. Kehadiran Coldplay, selaku pendukung LGBT, disebut sama dengan mengundang orang yang terkenal di dunia musik untuk mengkampanyekan hal tersebut.

"Menurut saya, menjadi kewajiban pemerintah tidak memberi izin penyelenggara untuk menyelenggarakan konser musik yang berbau LGBT ini," lanjut dia.

Buya Anwar juga menyebut, baginya jangan sampai mengorbankan ideologi dan falsafah bangsa untuk mendapatkan uang. Meski nantinya dalam konser tidak ditampilkan atribut-atribut berbau LGBT, dia menyebut, hal ini tetap tidak sepatutnya terus berjalan. Sebab, kesan atau image dari artis tersebut sudah dikenal luas sebagai pendukung kelompok LGBT.

"Karena image dia kan sudah ketahuan pendukung LGBT. Carilah pemusik yang tidak bermasalah, kan banyak," ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Di sisi lain, dia menyoroti, perilaku beberapa penggemar artis ini yang sampai rela menjual barang-barangnya untuk membeli tiket. Tidak hanya itu, kini beredar tiket-tiket yang dijual beberapa kali lipat di atas harga aslinya.

Menurutnya, hal ini sudah tidak sehat dan tidak baik. Ia pun menyarankan agar uang yang ada dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang lebih maslahat, bermanfaat dan lebih baik.

"Menurut saya, kehadiran pemusik ini lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. Oleh karena itu saya tidak setuju," kata Buya Anwar Abbas.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler