Canggih! Eksportir Sarang Burung Walet Ini Pakai Teknologi AI

Perusahaan mengembangkan rumah budi daya walet pintar.

Humas Kementan
Bisnis sarang burung walet (ilustrasi). Perusahaan eksportir sarang burung walet, PT Esta Indonesia membangun rumah budi daya walet pintar dengan menggunakan teknologi terapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan eksportir sarang burung walet, PT Esta Indonesia membangun rumah budi daya walet pintar dengan menggunakan teknologi terapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Direktur Riset dan Pengembangan Manufaktur PT Esta Indonesia Dian Rochyati menjelaskan, perusahaan melakukan riset bersama CV Nore Inovasi untuk membangun rumah budi daya walet tersebut guna meningkatkan kualitas produksi sarang burung walet dari hulu hingga hilir.

Baca Juga


"Kami berkomitmen mengembangkan teknologi untuk mendukung berkembangnya industri sarang burung walet di Indonesia. Rumah budi daya walet smart ini adalah salah satu teknologi yang kami kembangkan untuk menjaga kualitas dan juga meningkatkan produktivitas di hulu industri ini, yaitu budi daya," kata Dian dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Dian mengatakan, sebelumnya, perusahaan berhasil mengembangkan teknologi dalam memproses sarang burung walet dengan tanpa melibatkan bahan kimia, ramah lingkungan, dan tetap menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan standar pengolahan bahan pangan internasional. Kemudian, perusahaan mengembangkan rumah budi daya walet pintar dengan menggunakan berbagai teknologi untuk menjaga budi daya tetap ideal bagi berkembangnya burung walet, dari mulai suhu udara, tingkat kelembapan, pencahayaan, dan faktor lainnya.

Dengan menggunakan teknologi sensor yang digabungkan dengan sistem AI, perusahaan juga dapat menghitung jumlah populasi dan hasil petik di mana semua teknologi di dalam rumah walet pintar ini dapat dikontrol dan diawasi langsung secara daring melalui aplikasi dan perangkat lunak internet of things (IoT). Teknologi ini memudahkan untuk memantau dan mengontrol rumah walet secara otomatis dan realtime di rumah walet yang lokasinya tersebar di berbagai daerah.

"Kami juga memastikan, rumah budi daya walet smart ini juga ramah lingkungan, selain penanaman tumbuhan yang dapat mendukung ketersediaan pakan alami walet, kami juga mengembangkan speaker walet desibel rendah dengan frekuensi khusus yang efektif dan tidak menghasilkan polusi suara yang kerap menjadi masalah dan keluhan terhadap rumah-rumah budi daya walet konvensional yang ada saat ini," katanya.

Rumah Budi daya Walet Smart yang dibangun di Desa Donggulu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah ini menjadi proyek percontohan yang akan diterapkan di berbagai daerah. Perusahaan menargetkan untuk mengaplikasikan teknologi rumah budi daya walet smart di 30 lokasi di berbagai daerah pada 2023.

Indonesia merupakan negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia dengan jumlah produksi sarang burung walet mencapai lebih dari 80 persen dari total produksi dunia. Walet sarang putih (aerodramus fuciphagus) yang merupakan jenis burung walet penghasil sarang yang bisa dikonsumsi adalah burung endemik kawasan Asia Tenggara, sehingga hanya bisa dijumpai dan dibudidayakan di Indonesia dan negara sekitarnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan sekitarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor sarang burung walet Indonesia mencapai 517,03 juta dolar AS dengan volume 1.505,5 ton pada 2021. Melihat potensi ekonomi yang dihasilkan, sarang burung walet menjadi salah satu komoditas ekspor andalan di sektor peternakan Indonesia yang diharapkan pemerintah untuk terus meningkat setiap tahunnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler