BSI Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi, Ada Tiga Nama Baru

Muliaman D Hadad ditunjuk sebagai Komisaris Utama/Independen.

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), Komisaris Utama BSI Adiwarman Azwar Karim (kanan).
Rep: Dian Fath Risalah Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia merombak jajaran komisaris dan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BSI, Senin (22/5/2023). Dalam RUPS tersebut juga ditetapkan pengurus baru perseroan dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai komisaris utama dan Nizar Ali sebagai komisaris.

RUPST kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D Hadad sebagai komisaris utama/independen, kemudian Adiwarman Azwar Karim menjadi wakil komisaris utama/independen dan Abu Rokhmad sebagai komisaris.

Baca Juga



Sebelumnya, Muliaman Hadad merupakan mantan ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017 dan mantan deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2011-2012 dan periode 2006-2011.

Selain itu, RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai direktur information technology dan Tiwul Widyastuti sebagai direktur risk management. RUPST kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D Effendi sebagai direktur information technology dan Grandhis Helmi H sebagai direktur risk management.

Sebelumnya, Saladin D Effendi menjabat sebagai chief information and security officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sementara itu, Grandhis Helmi H sebelumnya menjabat sebagai group head commercial risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Berikut susunan komisaris perseroan terbaru:
• Komisaris Utama/Independen: Muliaman D. Hadad*
• Wakil Komisaris Utama/Independen:  Adiwarman Azwar Karim
• Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat
• Komisaris Independen: Mohamad Nasir
• Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan
• Komisaris: Masduki Baidlowi
• Komisaris: Imam Budi Sarjito
• Komisaris: Sutanto
• Komisaris: Suyanto
• Komisaris: Abu Rokhmad*

Adapun susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut:
• Direktur Utama: Hery Gunardi
• Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta
• Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari
• Direktur Retail Banking: Ngatari
• Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna
• Direktur Information Technology: Saladin D. Effendi*
• Direktur Risk Management: Grandhis Helmi H.*
• Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi
• Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho
• Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib

Adapun susunan dewan pengawas syariah :
• Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag
• Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH
• Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A
• Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS 

Alasan perombakan

Bank Syariah Indonesia merombak susunan komisaris dan direksi dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Senin (22/5/2023). Tiga nama baru yakni Muliaman D Hadad sebagai komisaris utama/independen, Saladin D Effendi sebagai direktur information technology, dan Grandhis Helmi H sebagai direktur risk management.

Penunjukan pengurus perusahaan tersebut berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan perubahan susunan pengurus perseroan tersebut diharapkan makin mendukung penguatan transformasi digital dan transformasi culture yang dilakukan BSI. Ini guna mendorong akselerasi bisnis, memperkuat kontribusi BSI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta mendukung langkah pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Kami meyakini, keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan dan mampu membawa BSI semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” kata Hery.

RUPST menghasilkan komitmen untuk memperkuat transformasi digital dan culture guna merealisasikan visi sebagai Top Ten Global Islamic Bank di 2025. Menurut dia, hasil keputusan RUPST tersebut karena mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perusahaan ke depannya melalui transformasi digital dan culture.

Pihaknya berharap perbankan syariah ke depan akan berkembang menjadi prioritas pilihan masyarakat dan menjadi institusi yang kompetitif, bukan hanya sebagai alternatif layanan perbankan yang dipilih masyarakat.

“Sejalan dengan dukungan pemegang saham dan momentum pertumbuhan ekonomi, kami meyakini kinerja BSI akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan agar dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan seluruh stakeholder perseroan,” kata Hery.

 

 

Di sisi lain, BSI juga terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri. Mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan, dan industri manufaktur lainnya.

 

RUPST BSI menghasilkan keputusan sejumlah agenda lainnya, yaitu persetujuan dan pengesahan laporan tahunan keuangan perseroan tahun buku akhir Desember 2022, persetujuan penggunaan laba bersih tahun 2022, penunjukan kantor akuntan publik, remunerasi direksi, komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah, Laporan Penggunaan Dana Hasil Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I), persetujuan Rencana Aksi (Recovery Plan) perseroan, serta persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler