Meski Tambah Biaya, BCA Komitmen Lebih Ramah Lingkungan

Dalam pengolahan limbah peralatan bank, BCA bekerja sama dengan para vendor.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah melakukan tarik tunai secara cardless atau tanpa kartu melalui mobile banking di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan, BCA mulai menerapkan pengelolaan daur ulang peralatan operasional perbankan sebagai bentuk komitmen terhadap kinerja Enviromental, Social and Governance (ESG).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan, BCA mulai menerapkan pengelolaan daur ulang peralatan operasional perbankan sebagai bentuk komitmen terhadap kinerja Enviromental, Social and Governance (ESG).

Baca Juga


Peralatan perbankan yang didaur ulang mencakup mesin Electronic Data Capture (EDC Machine), kartu ATM, sampah non-organik, kertas arsip, katrid ATM (cartridges), serta seragam karyawan. Ia mengakui, langkah seperti ini besar buat bank karena ada tambahan biaya yang dikeluarkan.

"Tahun lalu kami menghemat hanya dari operasional hampir 2.000 ton Co2-equivalent (CO2-eq). Tapi ini kan bukti komitmen kita juga terhadap dunia perbankan yang lebih ramah lingkungan," kata Vera di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Skema yang diterapkan BCA dalam pengolahan limbah peralatan bank yakni dengan bekerja sama dengan para vendor. Bagian-bagian dari mesin serta peralatan bank didaur ulang menjadi komponen-komponen yang dapat digunakan lagi.

Dalam hal itu, Vera memberikan contoh proses daur ulang katrid ATM dengan menggunakan jasa vendor. Katrid dari mesin ATM dilepas, kemudian diolah kembali menjadi bijih plastik yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali.

"Mesin itu harus dikumpulkan, kami cari vendor, kerja sama dengan vendor, kami biayarkan," ujar Vera.

Lebih lanjut, Vera menjelaskan guna mendukung UN Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, BCA berkomitmen untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir, di antaranya dengan pengelolaan limbah non-organik seperti kertas, plastik dan karton.

Sepanjang 2022, BCA telah mengelola limbah non-organik sebanyak 48,3 ton, diestimasikan setara dengan melestarikan 742 pohon dan mengurangi penggunaan 237 meter kubik lahan TPA, menghemat 200 megawatt energi serta mengurangi 87 ton CO1-eq polusi di atmosfer. Seluruhnya limbah katrid didaur ulang menjadi potongan plastik serta material lain yang dapat digunakan kembali.

Dari pengolahan limbah tersebut, BCA mencatat telah mengurangi 349 ton CO2-eq. Adapun dari pemanfaatan 99,5 persen transaksi digital, BCA telah mengurangi 1.458 ton CO2-eq. Penggunaan lisitrik secara efisien juga telah mengurangi 149 ton CO2-eq, serta penanaman lebih dari 24 ribu pohon di seluruh Indonesia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler