Rusia Incar Perusahaan Teknologi Hingga Seniman yang Promosikan LGBTQ, Hukum Berat Menanti

Rusia denda Google Alphabet karena gagal hapus video yang promosikan propaganda LGBT

MgRol112
Ilustrasi LGBT.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia sejak akhir tahun lalu telah mengesahkan undang-undang yang memperluas pembatasan pada promosi yang disebutnya sebagai "propaganda LGBT". Sejak itu, aturan ini digunakan untuk mendenda dan melarang berbagai pihak, termasuk digunakan untuk pihak yang berseberangan dalam konflik Ukraina.

Dalam kasus terbaru, Teater Bolshoi Moskow telah menghapus balet kontemporer tentang penari legendaris Rusia Rudolf Nureyev dari repertoarnya pada April 2023. Keputusan ini dilakukan atas pertimbangan penerapan aturan larangan "propaganda LGBT".

"'Nureyev' telah dihapus dari repertoar sehubungan dengan undang-undang ... di mana isu-isu yang berkaitan dengan promosi 'nilai-nilai non-tradisional' ditetapkan secara tegas," ujar Direktur Umum Bolshoi Vladimir Urin.

Aturan ini menyoroti hubungan Nureyev dengan laki-laki setelah pembelotannya dari Uni Soviet pada 1961 yang disinggung dalam balet hampir tidak mungkin ditampilkan. Namun, balet yang dikoreografikan oleh Kirill Serebrennikov ini sebenarnya memiliki sejarah yang bermasalah di Rusia.

Pertunjukan ini ditayangkan perdana pada Desember 2017, terlambat beberapa bulan, setelah menteri kebudayaan saat itu dilaporkan menyebutnya sebagai propaganda gay. Kemudian penampilan yang dijadwalkan pada 2022 tiba-tiba dibatalkan. Pembatalan itu dilakukan setelah Serebrennikov secara terbuka menyalahkan Rusia atas konflik di Ukraina.

Selain seni pertunjukan, pengadilan Rusia mendenda perusahaan induk Google Alphabet sebesar tiga juta rubel pada 11 Mei 2023. Denda yang diberikan karena Google dinilai gagal menghapus video Youtube yang dinilai mempromosikan "propaganda LGBT" dan "informasi palsu" tentang kampanye militer Rusia di Ukraina.

Namun, selama setahun terakhir, Moskow memang telah mengenakan puluhan denda terhadap perusahaan teknologi Barat. Sikap ini merupakan balasan atas sanksi yang diberlakukan kepada Rusia.

Anak perusahaan Rusia dari Google Alphabet mengajukan kebangkrutan tahun lalu. Pihak berwenang menyita rekening banknya menyusul denda Desember 2021 sebesar 7,2 miliar rubel atas apa yang dikatakan pihak berwenang Rusia sebagai "kegagalan berulang" perusahaan untuk menghapus konten.

Baca Juga


UU Rusia Hukum LGBT

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, 5 Desember 2022, menandatangani undang-undang yang memperluas pembatasan Rusia pada promosi apa yang disebutnya "propaganda LGBT". Undang-undang ini secara efektif melarang ekspresi publik dari perilaku atau gaya hidup LGBT di Rusia.

Di bawah undang-undang baru, yang memperluas interpretasi Rusia tentang apa yang memenuhi syarat sebagai "propaganda LGBT", tindakan apa pun atau penyebaran informasi apa pun yang dianggap sebagai upaya mempromosikan homoseksualitas di depan umum, online, atau dalam film, buku, atau iklan, dapat dikenakan sanksi dan denda berat. 

Undang-undang tersebut memperluas undang-undang Rusia sebelumnya yang menentang propaganda LGBT yang telah melarang demonstrasi perilaku LGBT kepada anak-anak.

Pihak berwenang telah menggunakan undang-undang yang ada untuk menghentikan pawai kebanggaan gay dan menahan aktivis hak-hak gay. Kelompok hak asasi mengatakan undang-undang baru dimaksudkan untuk mendorong apa yang disebut gaya hidup LGBT "non-tradisional" yang dipraktikkan oleh lesbian, gay, biseksual, dan transgender menghilang dari kehidupan publik.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler