Sedikit Peminat, Jurusan Radiologi tidak Semengerikan itu
annisa putri salsabila - mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan
Jurusan Radiologi memiliki prospek kerja yang sangat tinggi. Namun, peminat pada jurusan ini sangat sedikit. Bisa dihitunng dengan jari berapa perguruan tinggi yang memiliki jurusan radiologi. Salah satunya adalah D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. Radiologi sendiri masih termasuk dalam rumpun kesehatan, dimana peminat pada rumpun kesehatan bisa dibilang banyak. Lalu, kenapa radiologi tidak menjadi pilihan mereka.
Banyak faktor yang menyebabkan jurusan radiologi tidak menjadi pilihan mereka. Bahaya radiasi yang mengancam, membuat jurusan ini menjadi pilihan terakhir mereka. Padahal sebenarnya, radiologi tidak semengerikan itu. Peraturan dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) yang menjadi acuan bagi mahasiswa radiologi untuk melakukan kontak dengan sumber radioaktif maupun radiasi sinar-x.
Memegang ataupun melakukan praktikum mengguakan sinar-x juga tidak bisa sembarangan. Proteksi radiasi harus selalu dijaga, dengan menggunakan penahan radiasi berupa apron timbal atau pelindung gonad, dengan meminimalkan batas waktu penyinaran, dan memperhatikan jarak sumber radiasi ke diri sendiri. Ketika melakukan praktikum mahasiswa akan diarahkan untuk menggunakan pendose, dimana pendose ini adalah alat ukur radiasi untuk perseorangan. Fungsinya untuk memastikan mahasiswa tidak mendapatkan dosis lebih dari NBD (Nilai Batas Dosis). Pada perka Bapeten Nomor 04 Tahun 2020, tertera bahwa NBD adalah dosis terbesar yang diizinkan oleh Kepala Badan yang dapat diterima oleh Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
Jadi, selama kita waspada dan selalu menerapkan proteksi radiasi dengan baik maka kita akan baik-baik saja dalam dunia pendidikan ataupun pekerjaan. Radiologi tidak semengerikan itu. jadi, jangan takut masuk radiologi!