Mentan Minta Kepala Daerah Peka Mitigasi El Nino

Pemerintah pusat akan terus membantu produktivitas pangan di daerah.

Dok. Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Syahrul mengharapkan para kepala daerah memiliki kepekaan terhadap krisis (sense of crisis) yang sama dengan pemerintah pusat, sehingga dapat bersama-sama mengantisipasi El Nino yang bisa memicu kekeringan dan kurang ketersediaan air.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengharapkan para kepala daerah memiliki kepekaan terhadap krisis (sense of crisis) yang sama dengan pemerintah pusat sehingga dapat bersama-sama mengantisipasi El Nino yang bisa memicu kekeringan dan kurang ketersediaan air.

Baca Juga


"Diharapkan daerah bisa menyikapi lebih kuat, para bupati dan para gubernur memberikan sense of crisis terhadap El Nino, harus hadir," kata Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/5/2023).

Syahrul mengatakan, pemerintah pusat akan terus membantu produktivitas pangan di daerah. Caranya antara lain membangun infrastruktur pengairan untuk keperluan produksi.

"Kita bantu terus dari pemerintah pusat, program-program pompa air, dan lain-lain, sumur air dalam, itu jadi bagian yang kita," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengingatkan seluruh pemerintah daerah agar mewaspadai potensi kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih karena El Nino pada pertengahan 2023. Di Malaysia, kata Tito, fenomena El Nino telah membuat masyarakat dilanda panic buying air mineral atau pembelian secara berlebihan karena merasa takut produk air mineral ludes terjual.

"Kalau sudah air mineral sebagai salah satu kebutuhan dasar (mengalami kelangkaan), itu akan terjadi panic buying. Otomatis berlaku hukum market demand (permintaan pasar) tinggi, harga akan naik," ujar Tito.

Tito juga mendorong setiap pemerintah daerah agar mulai mengidentifikasi dampak yang berpotensi terjadi akibat dari El Nino. Apabila dalam identifikasi tersebut ditemukan sejumlah masalah, pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah intervensi yang melibatkan dinas pertanian dan perdagangan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memprediksi musim kemarau 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dari biasanya. Adapun puncak musim kemarau 2023 diprediksikan terjadi pada Agustus 2023. Kemudian, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino.

Maka dari itu, BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dari biasanya).

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler