Kisah Jamaah Haji yang Memilih Jaga Kondisi demi Puncak Haji

Jamaah diminta tak memaksakan ibadah agar maksimal ikuti rangkaian puncak haji.

Agung Sasongko/Republika
Tim Promosi Kesehatan (Promkes) melakukan sosialisasi pentingnya seimbangkan istirahat dan ibadah di Hotel Diyar Al Salam, Madinah, Selasa (30/5/2023). Jamaah diminta menjaga kesehatan jelang puncak haji.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Baca Juga


Syamsyimar Aliakir, 70 tahun, dan Rosmala Sidi Umar Jambek, 69 tahun, jamaah haji asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara memilih untuk tidak memaksakan diri ke Masjid Nabawi. Apalagi jarak antara hotel dan Masjid Nabawi terpisah 500 meter.

Usyimar, panggilan akrabnya lutut kakinya kambuh dan kembali nyeri. Apalagi ia tak membawa tongkatnya yang selama ini banyak membantunya berjalan. Tongkatnya duduk manis di sudut hotel Arjuwan Al Salam di Sektor VI.

"Lutut ibu sakit nak," kata dia setibanya di hotel tempanya menginap.

Usyimar memang sejak lama mengeluhkan lututnya yang sakit. Ia mengaku tak pernah mengobati lututnya yang sakit itu. Ibu dari sembilan anak ini meyakini kalau sakit pada lututnya akan hilang dengan sendirinya. "Allah Maha Baik," katanya.

Sejatinya, usymair dan sepupunya itu, berangkat 2020 namun karena alasan pandemi urung berangkat karena tidak diperkenankan jamaah di atas 65 tahun untuk berangkat. Ia tak berkecil hati, karena baginya haji adalah panggilan.

"Ini adalah panggilan Allah. Ibu sudah sampai sini nak," kata dia.

Usymair sudah sholat di Masjis Nabawi pada Shubuh tadi. Namun, ia harus istirahat, berkompromi dengan lututnya itu. Ia memilih untuk istirahat sejenak sebelum nanti Magrib atau Isya di Masjid Nabawi, itupun kalau lututnya tak kambuh.

Ia menyadari kekurangannya itu sembari berharap Allah SWT selalu memberikannya kesehatan hingga puncal haji nanti. Rencananya, Usymair dan sepupunya dijadwalkan masuk Raudhah pada besok, Rabu (31/5/2023). "Saya selalu ingat pesan anak, mak kirim Alfatihah untuk Rasulullah, mak kasih salam untuk beliau," kata dia.

Adzan Dzuhur berkumandang. Usymair dan sepupunya memutuskan sholat di Hotel. Ia yakin Allah SWT tahu kondisinya. Tak mungkin ia menyulitkan orang lain karena keterbatasannya. Walau ia yakin banyak orang baik di luar sana yang siap membantu. "Banyak orang baik yang menolong saya setibanya di sini," kata dia penuh syukur.

 

 

Sementara, Tim Promosi Kesehatan (Promkes) meminta jamaah haji mengatur waktu lebih intens antara ibadah dan istirahat jelang puncak ibadah haji. Menyeimbangan istirahat dan ibadah akan membantu jamaah menjalani puncak ibadah haji di Makkah.

Tri Andriani, Petugas Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Daker Madinah mencontohkan, jamaah usai sholat Shubuh dan Dzuhur sejenak istirahat. Lalu pada Ashar kembali ke masjid namun bawa perbekalan hingga cukup untuk Isya.

Jika jamaah Shalat Ashar ke masjid, maka bawalah bekal makakan seperti roti atau buah, sehingga jika pulang setelah insya tidak terasa perih," kata dia. Namun, apabila jamaah tidak mungkinkan lebih baik sholat di hotel.

Tri mengharapkan stakeholder di dalam kloter, seperti ketua kloter, pembimbing ibadah, Karom, dan Karu menjadi duta promosi kesehatan.

"Kita harap stakeholder tidak hanya fokus pada ibadah haji, namun juga menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan jamaah," katanya seraya meminta, jamaah yang usia produktif ikut menjaga jemaah usia lansia, baik saat ke masjid maupun di dalam kamar. Jamaah juga diminta sering minum dan menggunakan APD ketika ke masjid.

"Kita datangi penginapan-penginapan jamaah untuk memberikan penyuluhan, sehingga jemaah bisa menjaga kesehatannya selama di Madinah," ujar Tri.

Dijelaskan, penyuluhan tersebut bentuk tugas mengingatkan jemaah agar tetap menjaga kesehatan, terutama jamaah lansia. "Penyuluhan ini bertujuan agar jemaah haji mendapatkan informasi berupa pesan kesehatan, sehingga jemaah haji paham dan mau serta mampu berperilaku hidup sehat dalam menjaga kesehatan selama di Arab Saudi,” katanya.  

Infografis Alur Rencana Perjalanan Haji 2023 - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler