Penyintas Ceritakan Ngerinya Kecelakaan KA Maut di India
Kecelakaan kereta di India melibatkan tiga rangkaian dan menewaskan 288 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, BALASORE -- Gura Pallay (24 tahun) sedang melihat kereta api lain melewati kereta yang dia tumpangi. Tak lama kemudian dia mendengar suara derit keras, sebelum dia terlempar keluar dari kereta.
Pallay mendarat di samping rel bersama dengan puing-puing logam dari kereta yang dia tumpangi, dan langsung kehilangan kesadaran. Hal pertama yang dia lihat ketika membuka matanya adalah gerbong kereta api yang sudah hancur.
Keretanya tergelincir setelah bertabrakan dengan kereta barang yang sedang berhenti tak lama setelah meninggalkan Balasore. Kereta penumpang lain kemudian menabrak gerbong yang anjlok.
“Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, tetapi saya masih tidak bisa menggambarkan apa yang saya lihat. Saya dihantui olehnya,” kata Pallay pada Ahad (4/6/2023) di sebuah rumah sakit.
Pallay terbaring di atas tandu dengan kaki patah dan luka di wajah serta lengannya. Pallay adalah seorang buruh. Dia sedang melakukan perjalanan ke Kota Chennai di India selatan untuk bekerja di pabrik kertas, ketika kereta api penumpang Coromandel Express bertabrakan dengan kereta barang hingga membuatnya keluar jalur, pada Jumat (2/6/2023). Coromandel Express yang sudah keluar jalur kemudian ditabrak oleh kereta penumpang lainnnya yang datang dari arah berlawanan di jalur paralel.
“Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi, tapi saya kira itu adalah takdir kami,” kata Pallay.
Penyelidik mengatakan, kegagalan sinyal mungkin telah menyebabkan kecelakaan yang melibatkan tiga kereta. Kecelakaan ini adalah salah satu bencana terburuk dalam sejarah India.
Pihak berwenang merekomendasikan agar Biro Investigasi Pusat India, yang menyelidiki kasus-kasus kriminal besar, membuka penyelidikan atas kecelakaan itu. “Kami tidak dapat mengembalikan mereka yang telah hilang, tetapi pemerintah bersama keluarga dalam kesedihan mereka. Siapa pun yang dinyatakan bersalah akan dihukum berat,” kata Perdana Menteri Narendra Modi pada Sabtu (3/6/2023) saat mengunjungi lokasi kecelakaan.
Beberapa orang yang selamat dari kecelakaan itu mengatakan, mereka masih berupaya untuk memahami bencana tersebut. “Semuanya terjadi begitu cepat,” kata Subhashish Patra, seorang siswa yang bepergian bersama keluarganya dari Balasore ke ibu kota negara bagian, Bhubaneswar, dengan Coromandel Express.
Patra berencana membawa ibunya ke rumah sakit di Bhubaneswar untuk berobat. Hal pertama yang dipahami Patra setelah kecelakaan itu adalah suara tangisan anak-anak. Orang-orang berteriak minta tolong dalam kegelapan, dan di sekitarnya tergeletak mayat.
"Ada mayat di sekitar saya," kata Patra.
Patra mengatakan, gerbong kereta yang ditumpanginya mendarat dengan pintu menghadap ke atas. Dia naik ke tumpukan reruntuhan di dalam kereta dan berhasil keluar.
Patra mengalami luka di kepala dan menerima perawatan di rumah sakit. Patra mengatakan, kepalanya sangat sakit dan dia sedang menunggu pemeriksaan MRI. Kendati terluka, Patra bersyukur karena dia dan seluruh keluarganya selamat dari tragedi kecelakaan mengerikan itu.
Sementara para penyintas lainnya tidak bernasib sama seperti Patra. Salah satunya Alaudin. Dia menempuh perjalanan hampir 200 kilometer dari negara bagian Benggala Barat ke lokasi kecelakaan, untuk mencari saudara laki-lakinya, yang berada di salah satu kereta.
Alaudin mengetahui tentang kecelakaan itu dari televisi. Dia kemudian mencoba menelepon ponsel kakaknya tapi tidak ada jawaban. Alaudin dan saudara iparnya bergegas ke lokasi kecelakaan dan menghabiskan sepanjang hari mencari saudara laki-lakinya dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Alaudin berharap kakaknya masih hidup.
Namun keberadaan saudara laki-laki Alaudin tidak diketahui. Karena bingung, Alaudin kemudian memutuskan untuk pergi ke kamar mayat. Di kamar mayat itu, Alaudin menemukan jasad saudara laki-lakinya yang dibungkus dengan kantong plastik hitam dan diletakkan di atas balok es yang mencair.
“Saya kehilangan saudara laki-laki saya, dia kehilangan suaminya. Dan kedua putranya telah kehilangan seorang ayah," kata Alaudin sambil menunjuk adik iparnya.