Khataman Alquran di Tanah Suci Makkah dan Madinah, Apakah Ada Keutamaannya?   

Mengkhatamkan Alquran selama di Tanah Suci sangat utama

Seorang jamaah haji membaca kitab suci Alquran di puncak Jabal Rahmah, Arafah (ilustrasi).
Red: Nashih Nashrullah

Oleh : Agung Sasongko, reporter Republika TV dari Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID,  

Baca Juga


MADINAH – Chaerul Umam, 59 tahun jamaah asal Palembang, baru saja pulang dari Masjid Nabawi usai melaksanakan sholat wajib berjamaah di sana. Sudah empat hari dia tiba di Madinah. 

Sejak itulah, Chaerul bertekad untuk khatam Alquran di Madinah. Saat ini, proses khataman Alquran Chaerul sudah mencapai 15 juz."Setiap hari saya baca lima atau halaman tapi kadang lebih," kata di saat ditemui di Hotel Al Hijrah Intercontinental, Ahad (4/6/2023). 

Bagi Chaerul kesempatan berada di Tanah Suci merupakan momentum baginya untuk memperbanyak amalan terbaik. Salah satunya membaca Alquran. "Alhamdulillah," kata dia. 

Dengan waktu di Madinah berkisar lima hari lagi, Chaerul berharap bisa khataman di Madinah sebelum nantinya berlanjut saat tiba di Makkah. 

Konsultan Ibadah, Kiai Wazir Ali mengatakan, ada pendapat membaca Alquran di tanah suci Makkah dan Madinah tidak ada fadilah khusus. "Boleh-boleh saja," kata dia kepada Republika.co.id, di Madinah, Selasa (6/6/2023). 

Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang mengungkapkan namun ada pendapat lain, dalam hal ini Imam Hasan Al Basri. Disebutkan, apakah fadillah ibadah di Masjidil Haram sholat saja, bagaimana dengan ibadah lainnya, seperti sedekah atau membaca Alquran. 

"Menurut Imam Hasan al-Bashri, pahala itu sama bila diqiyaskan, meskipun teks haditsnya mendapatkan pahala 100 ribu, 

sehingga katakanlah khatam Alquran sekali berati sama dengan 100 ribu khataman Alquran, ini menurut ulama Hasan al-Bashri," papar dia. 

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Selama di Madinah, jamaah haji memiliki agenda berupa sholat Arbain di Masjid Nabawi, ibadah di Raudhah, dan ziarah ke sejumlah lokasi bersejarah di Madinah. 

"Ibadah bagi para lansia tidak bisa dipaksakan, karena kondisi fisiknya berbeda-beda," ungkap KH Aminuddin Sanwar, petugas Bimbingan Ibadah Sektor 1. 

Dia menjelaskan, di Madinah ada sejumlah ibadah. Misalnya, kegiatan ziarah maqbarah Rasulullah SAW, ziarah ke makam Baqi, ibadah arbain yakni shalat 40 waktu berjamaah di masjid Nabawi, ziarah ke masjid Quba, masjid Qiblatain dan masjid Khandaq. Lalu, ada ziarah ke jabal Uhud. Rangkaian di Madinah diakhiri dengan melakukan niat dan ihram di Bir Ali.  

"Semua itu harus menyesuaikan kemampuan masing-masing. Karena lansia ada yang mandiri ada yang tidak, maka sesuaikan kondisi, jangan memaksakan," tambah KH. Aminuddin Sanwar.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler