Warga Kherson Mengungsi Akibat Bendungan Nova Kakhovka Hancur
Ukraina mengatakan Rusia melakukan kejahatan perang dengan meledakan bendungan.
REPUBLIKA.CO.ID, KHERSON -- Semburan air dari bendungan besar di Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina di selatan Ukraina membanjiri medan perang. Memaksa warga desa sekitar untuk mengungsi dan mendorong kedua belah pihak saling menyalahkan.
Ukraina mengatakan Rusia melakukan kejahatan perang dengan meledakan bendungan Nova Kakhovka yang menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Kremlin menyalahkan Ukraina dengan mengatakan Kiev mencoba mengalihkan operasi serangan balik.
Beberapa pejabat yang ditempatkan Rusia mengatakan bendungan itu ambruk sendiri. Sementara Washington tidak yakin siapa yang bertanggung jawab. Namun Deputi Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Robert Wood mengatakan tidak masuk akal bila Ukraina yang menghancurkannya.
Kedua belah pihak tidak mengungkapkan bukti siapa yang harus disalahkan. Konvensi Jenewa melarang bendungan diserangan dalam perang karena membahayakan warga sipil.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan jaksa Ukraina sudah menghubungi Mahkamah Internasional mengenai insiden bendungan. Sebelumnya di aplikasi kirim-pesan Telegram ia mengklaim pasukan Rusia meledakan PTLA di dalam bendungan.
Bus, kereta dan kendaraan pribadi penuh membawa warga ke tempat yang lebih aman. Sementara beberapa orang mengarungi air setinggi lutut, membawa hewan peliharaan dan koper-koper.
"Warga duduk di atap rumah mereka menunggu diselamatkan, ini kejahatan Rusia terhadap masyarakat, alam dan kehidupan itu sendiri," kata salah satu staf Zelenskyy, Oleksiy Kuleba di Telegram, Selasa (6/6/2023).
Pejabat pemerintah Ukraina melaporkan lebih dari 1.000 orang diselamatkan dari Kota Kherson dan kota-kota dan desa-desa yang terendam banjir. Kantor berita RIA melaporkan pejabat yang ditempatkan Rusia mengatakan sekitar 22 ribu orang di wilayah Kherson berada dalam resiko. Di Telegram Zelenskyy menulis terdapat 80 pemukiman berada di zona banjir.
"Semakin banyak air yang datang setiap jamnya, sangat kotor," kata Yevheniya, seorang warga yang tinggal dekat Nova Kakhovka bagian yang dikuasai Rusia.
Belum diketahui berapa banyak korban tewas tapi juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan mungkin peristiwa ini menimbulkan "banyak korban jiwa."
"Sekolah dan stadion di pusat kota terendam banjir," kata Lidia Zubova yang sedang menunggu kereta keluar dari Kherson setelah meninggalkan Desa Antonivka.
"Jalanan benar-benar terendam banjir, bus kami terjebak," kata perempuan berusia 67 tahun itu.
Polisi merilis video seorang petugas polisi menggendong perempuan lanjut usia ke tempat aman dan menyelamatkan anjing-anjing di desa-desa yang dievakuasi ketika permukaan banjir semakin tinggi. Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko menuduh Rusia menembaki daerah tempat warga dievakuasi dan dua orang petugas polisi terluka akibat tembakan itu.
Kuleba mengatakan banjir mengakibatkan permukaan air naik 3,5 meter. Kepala PLTA Ukraina Ilhor Syrota mengatakan banjir diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Rabu ini sebelum air mulai surut tiga atau empat hari kemudian.
Warga di Nova Kakhovka yang dikuasai Rusia mengatakan beberapa di antara mereka tetap bertahan meski diminta mengungsi. "Mereka mengatakan mereka siapa menembak tanpa peringatan," kata salah satu warga Hlib menggambarkan pertemuan dengan pasukan Rusia.
Kebun binatang Dibrova di daerah yang dikuasai Rusia terendam banjir sepenuhnya. Di Facebook perwakilan kebun binatang itu mengatakan banjir mengakibatkan 300 fauna mati.
Bendungan Nova Kakhovka memasok air untuk lahan-lahan pertanian di selatan Ukraina. Termasuk di Semenanjung Crimea yang diduduki Rusia serta untuk mendinginkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
Reservoir luas di belakang bendungan adalah salah satu ciri geografis utama Ukraina selatan, dengan panjang 240 kilometer dan lebar hingga 23 kilometer.