Sebelum Beli Hewan Kurban di Bandung, Warga Bisa Cek Aplikasi e-Selamat

DKPP Kota Bandung mengerahkan petugas pemeriksaan hewan untuk kurban.

Edi Yusuf/Republika
Sapi sehat dan sudah terdata dalam aplikasi e-Selamat ditunjukkan saat acara pelepasan tim pemeriksa hewan kurban di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Senin (19/6/2023).
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Menjelang Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Jawa Barat, mengerahkan tim pemeriksa hewan untuk kurban. Hewan ternak yang dinyatakan sehat dan layak untuk kurban akan dipasangi kalung sehat.

Baca Juga


Pada kalung tersebut terdapat kode batang (barcode). Warga yang hendak membeli hewan kurban bisa memindai kode batang itu dengan aplikasi e-Selamat. Lewat aplikasi tersebut dapat dilihat berbagai informasi hewan ternak itu.

“Kita akan lebih mudah memastikan bahwa hewan tersebut sudah diperiksa dan sehat. Termasuk masyarakat memonitor langsung melalui gadget,” kata Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar di sela-sela kegiatan pelepasan tim pemeriksa hewan kurban, Senin (19/6/2023).

Gin Gin mengatakan, tim pemeriksa hewan kurban akan mendatangi lapak-lapak penjualan hewan yang tersebar di sejumlah kecamatan wilayah Kota Bandung. Menurut dia, sejauh ini ada 116 lokasi yang telah ditetapkan untuk tempat penjualan hewan kurban.

Untuk kebutuhan hewan kurban tahun ini, Gin Gin memperkirakan ada kenaikan sekitar 20-30 persen dibandingkan tahun lalu. Pada Idul Adha tahun lalu, kata dia, terdata sekitar 13.600 hewan kurban. “Tahun ini kita prediksi bisa sampai 15 ribu. Untuk kalung sehat (disiapkan) 25 ribu,” ujarnya.

Menghadapi Idul Adha tahun ini, DKPP Kota Bandung juga mengantisipasi potensi penyebaran penyakit lumpy skin disease (LSD) pada hewan ternak. Terkait hal itu, kata dia, dinasnya sudah melakukan vaksinasi terhadap 1.369 hewan ternak.

“Sudah melakukan vaksin, 1.369 yang kita vaksin antisipasi LSD. Kota Bandung masih dinyatakan nol (kasus) LSD, termasuk PMK (penyakit mulut dan kuku) karena jauh-jauh hari kita lakukan pemeriksaan,” kata Gin Gin.

Gin Gin mengatakan, pihaknya pun berkoordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten lain untuk memastikan hewan ternak yang akan dikirim benar-benar dalam kondisi sehat.

Jika ditemukan hewan ternak terjangkit LSD atau PMK, kata dia, akan langsung dipisahkan dan diobati agar penyakitnya tidak menyebar.

Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menilai, antusiasme masyarakat yang ingin berkurban pada Idul Adha tahun ini kemungkinan lebih tinggi dibandingkan saat masa pandemi Covid-19. 

Karenanya, kata dia, pemerintah daerah berupaya memastikan hewan untuk kebutuhan kurban dalam kondisi sehat dan layak.

“Kami akan terus secara maksimal mengawasi hewan yang akan diperjualbelikan, termasuk juga penjual hewan ternak yang ada di pinggir jalan. Nanti kita libatkan aparat kewilayahan,” kata Ema.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler