UMM-Kemendag Sepakat Dorong Pertumbuhan Transaksi Elektronik
Nilai ekonomi digital Indonesia cukup besar, mencapai 100 miliar dolar.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI berkomitmen melakukan percepatan perdagangan melalui sistem elektronik. Hal ini perlu dilakukan mengingat nilai transaksi elektronik e-commerce di Indonesia mencapai Rp 475 triliun pada 2022.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag RI, Kasan mengungkapkan, angka Rp 475 triliun didapat dalam rentang satu tahun. Jika dihitung, maka akan ada sekitar Rp 1,5 triliun transaksi elektronik dalam sehari.
Merujuk data tersebut, pemerintah, termasuk Kemendag fokus untuk mengembangkan dan memaksimalkan bidang ini. "Salah satunya dengan membuat kebijakan yang bisa merangsang pertumbuhan transaksi terkait," katanya dalam program Kemendag goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), baru-baru ini.
Dijelaskan, pandemi yang terjadi 2020-2022 membuat manusia sadar akan pentingnya penggunaan teknologi digital. Apalagi saat pandemi, interaksi fisik antarmanusia dibatasi sehingga mau tidak mau harus menggunakan transaksi digital.
Hal ini pula yang mendorong pesatnya perkembangan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Menurut dia, nilai ekonomi digital Indonesia cukup besar, yakni mencapai 100 miliar dolar AS.
Jika nilai kursnya Rp 15 ribu, maka berada di angka Rp 1,5 triliun. Angka ini bahkan diprediksi akan naik pada 2025, yakni rata-rata 20 persen tiap tahun menjadi 120-130 miliar dolar AS.
Ia berpendapat upaya PMSE juga selaras dengan program Center of Excellence (CoE) UMM yang mencetak sumber daya manusia unggul. Tidak hanya melahirkan wirausahawan, tetapi juga memberi bekal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dna industri. "Ini hal yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini,” kata dia.
Di sisi lain, Wakil Rektor I UMM Prof Syamsul Arifin mengapresiasi kerja sama dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Apalagi dengan mendatangkan para pelaku UMKM di Malang. Begitu juga para mahasiswa yang memiliki peran signifikan di masa depan.
Syamsul mengatakan, kebijakan PMSE ini cukup selaras dengan program CoE UMM. Dengan menggaet ratusan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Kampus Putih mengundang praktisi untuk berdiskusi membuat matching curriculum.
Dengan cara begitu, para mahasiswa yang ikut CoE bisa mendapatkan kemampuan yang benar-benar dibutuhkan oleh industri. Kemudian nanti daya serap di dunia kerja diharapkan semakin tinggi.
Menurut dia, tiap-tiap prodi di UMM memiliki CoE dan kelas-kelas keahlian yang bisa dicoba. Misalnya, Fakultas Pertanian dan Peternakan memiliki CoE Unggas, Udang, hingga Koi. Kemudian Fakultas Teknik dengan kelas welding inspector hingga metaverse.