Performa The Flash Lesu, Saham Warner Bros Ikut Turun

Film The Flash di bioskop tampak belum mencapai target yang diharapkan.

Warner Bros/DC
Salah satu adegan di film The Flash. Performa film The Flash di bioskop tampak belum mencapai target yang diharapkan pada tiga hari pertama penayangannya.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Performa film The Flash di bioskop tampak belum mencapai target yang diharapkan pada tiga hari pertama penayangannya. Lesunya geliat The Flash di bioskop agaknya turut berimbas pada saham Warner Bros.

Baca Juga


Per Selasa (20/6/2023), saham Warner Bros Discovery terpantau mengalami penurunan hampir 2 persen menjadi 12,58 persen. Penurunan ini terjadi sesaat setelah pasar dibuka.

Penurunan saham Warner Bros Discovery diyakini berkaitan dengan performa The Flash yang belum berhasil mencapai target. Film ini ditargetkan meraup pendapatan domestik sebesar 70 juta dolar AS atau sekitar Rp 1 triliun di pekan pertama penayangannya. Namun sejauh ini, The Flash baru mengantongi pendapatan domestik sebesar 55 juta dolar AS atau sekitar Rp 822,6 miliar.

Perolehan ini menjadikan The Flash sebagai film DC dengan pendapatan domestik terendah di pekan pembuka sejak 2019. Sebelumnya, performa yang loyo juga ditunjukkan oleh Shazam! pada 2019 dengan pendapatan domestik di pekan pembuka sebesar 53,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 800,1 miliar.

The Flash juga mengantongi pendapatan 75 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,1 triliun dari penayangan di 78 negara. Dengan kata lain, The Flash meraih pendapatan total sekitar 130 juta dolar AS atau Rp 1,94 triliun dari penayangan global di tiga hari pertama.

Meski tampak belum mencapai target, The Flash masih menjadi film paling laris di bioskop pada pekan ini. Film Elemental menyusul di posisi kedua dengan pendapatan domestik sebesar 29,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 443,2 miliar. Urutan ketiga dan keempat ditempati oleh Spider-Man: Across the Spider-Verse dengan perolehan 27,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 408,7 miliar dan Transformers: Rise of the Beasts dengan perolehan 20,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 309,9 miliar.

Seperti dilansir Forbes pada Rabu (21/6/2023), The Flash menelan biaya produksi yang cukup besar, yaitu 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,99 triliun. Film ini digarap oleh sutradara Andy Muschietti dan dibintangi oleh Ezra Miller, Sasha Calle, serta Michael Shannon.

Tak hanya itu, Ben Affleck dan Michael Keaton juga ikut terlibat dalam The Flash. Di film ini, keduanya muncul sebagai Batman.

The Flash mendapatkan skor 67 persen dari kritikus di Rotten Tomatoes dan skor 86 persen dari penonton. Film ini sempat menuai kontroversi karena aktor utamanya, Miller, terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan.

Miller yang memerankan The Flash sejak 2016 sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada publik. Aktor asal Amerika Serikat tersebut juga berjanji akan menjalani terapi untuk masalah kesehatan mental yang dia alami.

Meski belum menunjukkan performa yang diharapkan, CEO Warner Bros Discovery David Zaslav memberikan pujian untuk The Flash. Zaslav mengungkapkan bahwa dirinya telah menonton film tersebut selama tiga kali dan merasa sangat puas.

"(The Flash) adalah film pahlawan super terbaik yang pernah saya tonton," ujar Zaslav kepada The Hollywood Reporter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler