Panji Gumilang Menodai Agama, Guru Besar UIN: Gerak dong, Pidanakan!

Sepak terjang Panji Gumilang dibiarkan sejak zaman pemerintahan orde baru. 

www.primaironline.com
Panji Gumilang
Rep: Andrian Saputra Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang dinilai memiliki dua misi sekaligus dalam memimpin Al-Zaytun dan NII KW 9. Yakni upaya mengeruk harta sebanyak-banyaknya dari masyarakat yang menjadi anggota NII KW 9, serta memperluas wilayah teritorial NII KW 9 dan mendirikan negara Islam versi Panji Gumilang. 


"Saya memperkirakan bisa dua-duanya. Dia fundraising, apakah dana itu untuk pribadinya sendiri atau untuk membangun Al Zaytun, dulu itu kita yakin betul dana itu untuk membangun pondok, tapi belakangan jangan-jangan dinikmati juga," kata Dosen kajian terorisme Universitas Indonesia yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Asep Usman Ismail, kepada Republika.co.id pada Kamis (22/06/2023). 

Sementara itu, tentang upaya Panji Gumilang memperluas teritorial NII KW 9 dan mendirikan negara Islam, Prof Asep pun heran lantaran sepak terjang Panji Gumilang dibiarkan sejak zaman pemerintahan orde baru. 

Prof Asep pun menceritakan, tentang bagaimana upaya Panji Gumilang dalam mengeruk harta anggotanya. Dia mengatakan, pada 1999 usai dirinya mengisi kajian di salah satu masjid di Jakarta, ada seorang jamaah yang datang menemuinya dan mengaku sebagai anggota NII KW 9 yang ibu kota negaranya adalah Al Zaytun. 

Orang itu mengaku kecewa terhadap Panji Gumilang lantaran telah lama dirinya mengabdi dan menyetorkan dana banyak setiap bulannya, namun tidak kunjung naik jabatan ke ibu kota Al Zaytun. 

"Rupanya dalam benak orang tersebut Al Zaytun adalah ibukota negara. Dan seluruh warga negara itu diminta untuk setoran. Oh, kalau begitu saya simpulkan Al Zaytun masih ada romantisme, masih merindukan kembali kejayaan NII," katanya. 

Lebih lanjut, menurut Prof Asep, aparat penegak hukum semestinya bergerak cepat dalam melakukan pemidanaan terhadap Panji Gumilang. Ini karena, telah terbukti melakukan penodaan terhadap ajaran agama Islam. 

"Kalau Kemenag itu kan hanya urusan izin pesantren dan proses pendidikan, tapi tentang Panji Gumilang yang mengatakan zina itu boleh asal bayar, tentang ibadah haji di Al Zaytun, dan lainnya, itu kan penodaan ajaran agama secara terbuka. Penegak hukum bergerak dong, pidanakan, proaktif. Sampai saat ini dia aman-aman saja, atau jangan-jangan pemerintah tak terlampau serius melihat ini," katanya.

 

Pesantrena Al-Zaytun, di Indramayu, Jawa Barat. - (wiralodra.com)

 

Aliran dana dinikmati sejumlah jenderal

Sementara itu sebelumnya pengamat terorisme Al Chaidar menyebut, besarnya dana yang terkumpul dari para anggota NII KW 9 yang dipimpin oleh pendiri Ma'had Al Zaytun, Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, turut mengalir dan dinikmati oleh sejumlah jenderal dan pejabat era orde baru yang kini masih memiliki pengaruh besar. Menurutnya sejak awal berdiri, NII KW 9 sejatinya memiliki misi untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya dana masyarakat. 

 

Unggahan foto sholat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi karena jamaah perempuan bercampur di saf laki-laki. - (Tangkapan layar)

 

"Jadi, untuk memperkaya diri sendiri-sendiri saja dan beberapa jendral-jendral pendukung dia. Ya, pejabat-pejabat di orba dulu sampai sekarang. (Apa sekarang masih ada aliran dana ke pejabat-pejabat itu?) Ya, masih ada, yang (dana untuk) Al Zaytun itu, yang sekolah itu hanya sepuluh persen saja dari dana yang terkumpul, 90 persennya kan untuk masuk ke kantong jenderal-jenderal itu," kata Al Chaidar kepada Republika.co.id pada Rabu (21/06/2023).

Al Chaidar menjelaskan, bahwa gerakan NII KW 9 telah muncul sejak 1991 di Banten. Kala itu ada sebanyak 14 juta orang yang bergabung dengan NII KW 9 dan bersedia mengumpulkan dana. Al Chaidar menyebut, dari 14 juta orang itu terkumpul dana mencapai Rp 800 miliar.

Dana itulah yang digunakan untuk membangun Ma'had Al Zaytun sebagai pusat dari pada NII KW 9. Dalam perkembangannya, di bawah pimpinan Panji Gumilang, NII KW 9 memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah.

Lebih lanjut Al Chaidar mengatakan, bahwa orang-orang yang masuk ke Al Zaytun dan bergabung dengan NII KW 9 lambat laun akan diperas hartanya. Karena itu, para anggotanya berakhir mengalami kerusakan finansial dan kehancuran dalam keluarga. 

Untuk menguatkan citranya di mata orang-orang yang bergabung yang kebanyakan masih memiliki keterkaitan  dengan keluarga NII, Panji Gumilang pun mendeklarasikan diri sebagai Imam negara Islam Indonesia. Hal itu membuat pengikutnya pun semakin bertambah hingga 40 juta orang. Dana dari anggota NII KW 9 pun terus masuk dan digunakan sebagian untuk pembangunan lembaga pendidikan hingga pelabuhan dan kapal-kapal. 

Bukan ajaran NII Kartosoewirjo

Oleh karena itu, menurut Al Chaidar NII KW 9 bukanlah NII yang pernah dipimpin oleh Kartosoewirjo. Sebab sejatinya memiliki tujuan utama yang jauh berbeda. Misi NII KW 9 sebatas meraup dana masyarakat untuk kepentingan elit NII KW 9 dan sejumlah jenderal dan pejabat yang kini masih memiliki pengaruh besar. 

 

Pihak Alzaytun kembali mengerahkan anjing penjaganya dalam pengamanan menyambut massa unjuk rasa, di depan pintu masuk Mahad Al-Zaytun, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Kamis (22/6/2023). - (Republika/Lilis Sri Handayani)

 

"Jadi, Al-Zaytun itu NII KW 9 yang merupakan NII Palsu. Bukan NII asli. Jadi tidak ada hubungan. Misi utamanya adalah mengumpulkan uang saja, tidak pernah dia mendirikan Negara Islam. Karena itu dia organisasi NII palsu, hanya  untuk mengelabui masyarakat saja, mengelabui jamaah, supaya jamaah itu mengumpulkan dana. Supaya membuat proyek-proyek besar," sekolah, pesantren, sampai Bank CIC yang kemudian bangkrut itu," katanya.

Tentang ajaran atau paham Panji Gumilang yang didoktrinkan di Ma'had Al Zaytun kepada anggota NII KW 9, menurut Al Chaidar, bukanlahlah ajaran NII Kartosoewirjo. Kata dia, Panji Gumilang menganut ajaran Isa Bugis yang juga menganggap bahwa paham Komunis, Nasakom, merupakan bagian dari ajaran Islam. Ajaran ini pun meyakini Karl Marx adalah rasul. 

Oleh karena itu, menurut Al Chaidar, tak mengherankan ketika Panji Gumilang mengklaim dirinya bermazhab Soekarno, dan mengaku diri sebagai komunis. Panji Gumilang juga mendoktrinkan kepada anggota tentang tidak wajibnya melaksanakan sholat lima waktu. Sebab yang utama adalah mengumpulkan dana.

 

Dalam paham Isa Bugis yang dianut Panji Gumilang, juga memiliki paham takfiri. Karena itu, menganggap orang-orang di luar NII KW 9 adalah kafir yang harus diperangi dan diperbolehkan dirampas hartanya. Hingga akhirnya lambat laun, menurut Al Chaidar, NII KW 9 akan dapat memunculkan orang-orang yang radikal. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler