Kelompok Tentara Bayaran Rusia Lakukan Kudeta Militer?

Pendiri kelompok tentara bayaran Wagner menolak meneken kontrak dengan Kemenhan Rusia

Prigozhin Press Service via AP
Dalam tangkapan yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Prigozhin pada hari Sabtu, 20 Mei 2023, anggota perusahaan militer Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengibarkan bendera nasional Rusia dan bendera Wagner di atas sebuah bangunan yang rusak di Bakhmut, Ukraina.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rusia menuduh kepala tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin melakukan pemberontakan bersenjata pada Jumat (23/6/2023). Tuduhan tanpa bukti ini dibarengi dengan klaim pimpinan militer telah membunuh sejumlah besar anggota tentara bayaran itu dalam serangan udara dan berjanji akan menghukum mereka.

Baca Juga


Prigozhin tampaknya telah melewati batas baru dalam perseteruannya yang semakin tajam dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Dia mengatakan pada Jumat (23/6/2023), bahwa alasan Kremlin untuk menyerang Ukraina didasarkan pada kebohongan yang dibuat oleh petinggi tentara.

Kementerian Rusia mengeluarkan pernyataan, bahwa tuduhan-tuduhan yang dileparkan Prigozhin tidak benar dan merupakan provokasi informasi. Tapi, Prigozhin mengatakan tindakannya bukanlah kudeta militer.

Namun dalam serangkaian pesan audio yang tidak jelas dan tidak dapat diverifikasi secara independen, dia tampaknya menyarankan bahwa 25 ribu pasukan sedang dalam perjalanan untuk menggulingkan para pemimpin pertahanan di Moskow.

"Mereka yang menghancurkan pemuda kita, yang menghancurkan kehidupan puluhan ribu tentara Rusia, akan dihukum. Saya meminta agar tidak ada yang memberikan perlawanan ...," ujar suara rekaman yang diduga Prigozhin. 

"Ada 25.000 dari kita dan kita akan mencari tahu mengapa kekacauan terjadi di negara ini," katanya,berjanji untuk mengatasi setiap pos pemeriksaan atau angkatan udara yang menghalangi jalan Wagner.

Prigozhin mengeluarkan pesan baru sekitar pukul 02.00 pada Sabtu pagi waktu Rusia. Dia mengatakan, bahwa pasukannya telah melintasi perbatasan dari Ukraina dan berada di kota Rostov, Rusia selatan.

Menurut Prigozhin, mereka siap untuk pergi jauh-jauh melawan petinggi. Pasukan bayaran itu akan untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalan mereka.

Pada sekitar waktu yang sama, kantor berita milik pemerintah Rusia TASS mengutip juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, semua dinas keamanan utama Rusia melapor kepada Putin sepanjang waktu. Komunikasi ini berkenaan dalam  memenuhi perintahnya sehubungan dengan Prigozhin.

Laporan itu juga menyatakan, keamanan diperketat...

 

Laporan itu juga menyatakan, keamanan diperketat di Moskow. Penjaaan diperketaan terutama di situs dan infrastruktur pemerintah paling penting di ibu kota.

Layanan keamanan domestik FSB mengatakan, telah membuka kasus pidana terhadap Prigozhin. Keputusan ini karena menyerukan pemberontakan bersenjata, kejahatan yang dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga 20 tahun.

"Pernyataan Prigozhin sebenarnya menyerukan dimulainya konflik sipil bersenjata di wilayah Rusia dan tindakannya adalah 'tikaman dari belakang' prajurit Rusia yang melawan pasukan Ukraina pro-fasis," kata FSB.

"Kami mendesak ... para pejuang untuk tidak membuat kesalahan yang tidak dapat diperbaiki, untuk menghentikan tindakan paksa apa pun terhadap rakyat Rusia, untuk tidak melaksanakan perintah Prigozhin yang bersifat kriminal dan pengkhianat, untuk mengambil tindakan untuk menahannya," ujar lembaga itu. 

Letnan Jenderal Angkatan Darat Vladimir Alekseyev mengeluarkan seruan video meminta Prigozhin untuk mempertimbangkan kembali tindakannya. "Hanya presiden yang berhak menunjuk pimpinan tertinggi angkatan bersenjata, dan Anda mencoba melanggar batas otoritasnya," katanya.

Jenderal Angkatan Darat dan Wakil Komandan Pasukan Rusia di Ukraina Sergei Surovikin dalam video terpisah mengatakan, musuh hanya menunggu situasi politik internal memburuk. Dia merupakan tokoh yang dihormati Prigozhin dan sempat mendapatkan pujian atas tindakannya dalam invasi ke Ukraina. 

Mantan komandan Wagner yang pindah ke Prancis ketika Rusia menginvasi Ukraina Marat Gabidullin mengatakan,  anggota pasukan Wagner kemungkinan besar akan mendukung Prigozhin. "Kami telah lama memandang rendah tentara... Tentu saja mereka mendukungnya, dia adalah pemimpin mereka," katanya.

"Mereka tidak akan ragu (untuk melawan tentara), jika ada yang menghalangi mereka," ujar Gabidullin.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler