Tarik Wisatawan, Potensi Desa Wisata Perlu Dipromosikan

Promosi yang optimal dengan ragam aktivitas wisata dan nilai budaya setempat.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Wisatawan mengendarai sepeda di salah satu kawasan desa wisata. Republika/Abdan Syakura (ilustrasi)
Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya mempromosikan pariwisata dalam negeri, salah satunya melalui pengembangan program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Presiden telah menginstruksikan untuk fokus dalam pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


DIY tidak hanya dikenal lewat kekayaan budaya yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tetapi juga memiliki banyak desa wisata yang menawarkan pengalaman menarik dan interaksi dengan tiap keunikan yang ditawarkan wilayah masing-masing.

"Salah satu yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah bersama dengan para pelaku pariwisata adalah turut mempromosikan potensi lain yang ada di daerahnya, seperti promosi desa wisata," ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary.

Dalam memperkuat diseminasi informasi dalam membangun awareness publik terhadap Gerakan BBWI dan mewujudkan pariwisata berkeunggulan terutama di DIY, Kementerian Kominfo (Kemkominfo) menggelar webinar GenPosting (Generasi Positive Thinking) bertema 'Optimalisasi Promosi dan Publikasi Digital Potensi Desa'.

Menurut Septriana, diperlukan pula promosi yang optimal dengan ragam aktivitas wisata dan nilai-nilai budaya setempat agar menjadi daya tarik wisatawan. Melalui berbagai cara itu diharapkan wisatawan merasa betah dan tertarik berkunjung kembali. 

Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, menekankan pentingnya kolaborasi dari para desa atau kampung wisata sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. "Kita punya kampung wisata, namun saat ini fokusnya adalah bagaimana menjadi kawasan yang tidak berdiri sendiri. Ketika kita menjahitnya, maka wisatawan bisa seharian menghabiskan waktu dengan pengalaman yang berbeda-beda," ujar GKR Bendara.

Desa-desa dan kampung wisata yang ada di Yogyakarta, menurut GKR Bendara masih lebih fokus di daerah masing-masing dan kurang bersinkronisasi dengan lainnya. "Jangan lihat apa yang tidak dipunya, tetapi kita lihat potensi apa yang dimiliki. Karena apa yang terlihat biasa dilihat sehari-hari, bisa menjadi potensi dan keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya," ujar GKR Bendara menambahkan.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di sisi lain juga mendukung pengembangan desa wisata di Indonesia lewat Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Salah satu aspek penilaiannya adalah dari segi digital dan kreatif, yang mempromosikan desa wisata lewat berbagai platform digital.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler