Karantina India Berhasil Selamatkan Himalaya, Mengapa?
Kebijakan karantina India saat pandemi berhasil mencegah es di Himalaya mencair
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebijakan karantina India yang diberlakukan sejak 25 Maret hingga 31 Mei 2020 berhasil mencegah 27 metrik ton es dan salju mencair di Himalaya. Hal ini merujuk pada studi baru yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences (PNAS) Nexus.
“Berkurangnya emisi polutan antropogenik selama lockdown h Covid-19 tahun 2020 telah mengurangi pencairan salju di Himalaya,” kata Liqiang Zhang dari Beijing Normal University selaku peneliti, seperti dilansir dari Siasat Daily, Sabtu (1/6/2023).
Zhang dan tim mengeksplorasi pengaruh karantina terhadap pencairan salju dan es dengan menggunakan berbagai data satelit serta model atmosphere-chemistry-snow yang digabungkan.
Para peneliti memperkirakan bahwa pengurangan emisi polutan antropogenik selama kebijakan karantina wilayah India bertanggung jawab atas 71,6 persen penurunan kekuatan radiatif pada salju di bulan April 2020, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. Pengurangan gaya radiatif ini mungkin telah mencegah pencairan es dan salju sebesar 27 metrik ton. “Hasil penelitian ini menekankan kekuatan pengurangan emisi polutan antropogenik saat memerangi pencairan salju dan es,” jelas Zhang.
Salju dan es di dataran tinggi Tibet berperan sebagai sumber air bagi lebih dari 20 persen populasi global. Namun, es dan salju di Himalaya telah mencair dengan laju yang semakin cepat dalam beberapa dekade terakhir.
Meskipun sebagian besar pencairan ini disebabkan oleh perubahan iklim, polusi udara juga berperan. Pasalnya, partikel-partikel debu dan soot yang jatuh ke permukaan yang membeku menyerap energi matahari dan melelehkan salju dan es di dekatnya.