Rusia Menolak, Ukraina dan Jerman Bersikeras Kesepakatan Koridor Gandum Diperpanjang

Jerman sebut BSGI telah berperan dalam membantu memperbaiki situasi pangan global.

Tim Infografis Republika.co.id
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin (3/7/2023). Salah satu topik yang mereka bahas adalah perihal kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) yang masa berlakunya bakal berakhir pada 18 Juli mendatang.

“(Kedua pemimpin) menyerukan agar perjanjian biji-bijian di bawah perlindungan PBB diperpanjang melampaui 17 Juli,” kata juru bicara kanselir Jerman, Steffen Hebesreit dalam sebuah pernyataan.

Dia menekankan, BSGI telah berperan dalam membantu memperbaiki situasi pangan global. Pada Senin lalu, Duta Besar Rusia untuk PBB di Jenewa Gennady Gatilov mengatakan, saat ini belum ada alasan bagi negaranya untuk memperpanjang BSGI.

Gatilov menjelaskan, salah satu alasan Rusia enggan mempertahankan BSGI adalah karena persyaratan-persyaratan yang diajukan Moskow tak kunjung dipenuhi. Penghubungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran perbankan SWIFT termasuk di antara persyaratan yang diinginkan Moskow.

“Rusia telah berulang kali memperpanjang kesepakatan dengan harapan perubahan positif. Namun, apa yang kami lihat sekarang tidak memberi kami alasan untuk setuju mempertahankan status quo,” kata Gatilov saat diwawancara kantor berita Rusia, Izvestia.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Setiap perpanjangan, periode aktif BSGI berlangsung selama 120 hari. Bulan lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, negaranya menolak perpanjangan masa aktif BSGI. Hal itu karena bagian terkait pencabutan sanksi Barat terhadap produk pertanian Rusia tak kunjung dilakukan.

“Saya harus menyatakan lagi bahwa perpanjangan lebih lanjut tidak mungkin dilakukan kecuali paket (perjanjian BSGI) Istanbul ditegakkan seperti yang diprakarsai Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres) pada 17 Juli (2022),” kata Lavrov saat berbicara di 46th Session of the Council of Foreign Ministers of the Organization of the Black Sea Economic Cooperation (BSEC), dikutip kantor berita Rusia, TASS, Rabu, 14 Juni 2023.

Dia mengungkapkan, sejauh ini pelaksanaan BSGI hanya terpaku pada proses pengiriman komoditas biji-bijian dari Ukraina. Sementara bagian terkait Rusia tidak dilaksanakan. “Bagian dari paket amonia Rusia tidak berfungsi. Tidak ada kemajuan juga dalam implementasi memorandum Rusia-PBB yang bertujuan memastikan penarikan nyata produk pertanian dan pupuk Rusia dari sanksi sepihak Barat yang ilegal,” ujar Lavrov.

Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Sejak BSGI disepakati pada Juli 2022, lebih dari 30 juta ton gandum dan komoditas biji-bijian lainnya telah diangkut dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam ke negara-negara yang membutuhkan. Kesepakatan itu berhasil mencegah terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler