Persulit Bantuan Medis, Israel Hancurkan Jalanan Menuju Kamp Pengungsi Jenin

Paramedis Palestina terpaksa berjalan kaki.

AP Photo/Majdi Mohammed
Warga Jenin di Tepi Barat, Palestina, 4 Juli 2023.
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel dilaporkan telah menghancurkan sejumlah ruas jalan menuju kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat. Tindakan tersebut dinilai bertujuan menyulitkan paramedis dan ambulans Palestina menjemput warga yang terluka akibat aksi penyerbuan serta penggerebekan pasukan Israel di wilayah itu.

Lembaga kemanusiaan asal Prancis yang berfokus di bidang medis, Doctor Without Borders (DWB) mengungkapkan militer Israel mengerahkan beberapa buldoser untuk menghancurkan jalanan menuju kamp pengungsi Jenin. “Paramedis Palestina terpaksa berjalan kaki, di daerah dengan tembakan aktif dan serangan pesawat tak berawak,” kata DWB dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Semua jalan menuju kamp pengungsi Jenin telah diblokir selama operasi militer Israel. Padahal, masih terdapat korban yang membutuhkan perawatan di dalam kamp pengungsi.

Baca Juga


Saat ini staf DWB masih memberikan perawatan kesehatan darurat di Jenin. Sedikitnya delapan orang telah dilaporkan tewas dan 91 lainnya mengalami luka-luka sejak pasukan Israel melancarkan penyerbuan ke wilayah tersebut pada Ahad (2/7/2023) malam hingga Senin (3/7/2023).

Menurut DWB, sejumlah tabung gas air mata turut mendarat di halaman rumah sakit Khalil Suleiman. Rumah sakit tersebut telah menjadi tempat DWB merawat para pasien yang menderita luka tembak.

“Kami telah melihat beberapa pasien dengan luka tembak di kepala dan kami telah menerima 55 pasien yang terluka,” kata Koordinator Operasi DWB di Jenin Jovana Arsenijevic, dikutip laman resmi DWB yang dikenal pula dengan nama Medicins Sans Frontiers.

“Kami telah bekerja selama 15 jam dan pasien terus berdatangan...

“Kami telah bekerja selama 15 jam dan pasien terus berdatangan. Ini adalah operasi militer yang sangat lama, namun masih ada korban yang tidak dapat dihubungi. Staf layanan kesehatan harus diizinkan untuk mengakses pasien tanpa hambatan,” tambah Arsenijevic.

Menurut Arsenijevic, operasi penyerbuan dan penggerebekan yang dilakukan Israel di Jenin semakin sering terjadi. “Penggunaan helikopter serang dan serangan drone di daerah padat penduduk menunjukkan peningkatan intensitas yang nyata dan sangat keterlaluan,” ucapnya.

Dia menambahkan, penggerebekan di kamp pengungsi Jenin mulai mengikuti pola yang biasa. “Ambulans ditabrak oleh mobil lapis baja dan pasien serta staf kesehatan secara rutin ditolak masuk dan keluar ke kamp,” ujarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut mengonfirmasi keterangan DWB tentang dipersulitnya akses bagi personel medis menuju Jenin. “Penanggap pertama telah dicegah memasuki kamp pengungsi (Jenin), termasuk menjangkau orang-orang yang terluka parah,” ungkap Juru Bicara WHO Christian Lindmeier, mengacu pada pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan Israel.

Juru Bicara Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) Vanessa Huguenin mengungkapkan, tiga anak di bawah umur termasuk di antara para korban tewas di kamp Jenin. Namun dia menolak mengungkapkan usia ketiga anak tersebut.

"Kami khawatir dengan skala operasi udara dan darat yang terjadi di Jenin di Tepi Barat yang diduduki, dan serangan udara menghantam kamp pengungsi yang padat penduduk," kata Huguenin.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler