Biden Sambut Baik Keputusan NATO Perpanjang Masa Jabatan Sekjen Stoltenberg

Masa jabatan Stoltenberg sebagai Sekjen NATO sudah tiga kali diperpanjang.

AP Photo/Susan Walsh, File
FILE - Presiden Joe Biden, kiri, disambut oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat kedatangan untuk KTT NATO di Madrid, Spanyol pada Rabu, 29 Juni 2022.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden pada Selasa (4/7/2023), menyambut baik keputusan NATO untuk memperpanjang masa jabatan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg selama satu tahun lagi. Washington menilai keputusan NATO tepat untuk tetap menggunakan pemimpin yang berpengalaman saat perang terus berkecamuk di halaman depan aliansi ini, daripada sibuk mencoba mencari sosok baru sebagai penggantinya.

Baca Juga


Stoltenberg, mantan perdana menteri Norwegia, telah menjadi pemimpin aliansi keamanan trans-Atlantik sejak tahun 2014 dan masa jabatannya telah diperpanjang tiga kali.

Keputusan ini berarti kesinambungan di puncak NATO karena 31 anggotanya bergulat dengan tantangan untuk mendukung Ukraina dalam mengusir invasi Moskow sambil menghindari konflik langsung antara NATO dan pasukan Rusia.

"Dengan kepemimpinannya yang mantap, pengalamannya, dan penilaiannya, Sekretaris Jenderal Stoltenberg telah membawa Aliansi kita melewati tantangan-tantangan yang paling signifikan dalam keamanan Eropa sejak Perang Dunia II," ujar Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.

Presiden mengatakan bahwa aliansi NATO saat ini lebih kuat, lebih bersatu, dan lebih terarah daripada sebelumnya. "Saya berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan Sekretaris Jenderal Stoltenberg untuk lebih memperkuat aliansi ini pada KTT NATO di Vilnius minggu depan, dan menjelang KTT NATO ke-75 di Washington DC tahun depan lagi," ujar Biden.

Stoltenberg, 64 tahun, secara luas dipandang di seluruh aliansi sebagai pemimpin yang mantap dan pembangun konsensus yang sabar. Stoltenberg dalam sebuah tweet mengatakan bahwa ia merasa terhormat dengan keputusan untuk memperpanjang masa jabatannya hingga 1 Oktober 2024.

Tugas-tugas selanjutnya termasuk mengawasi transformasi pasukan NATO untuk kembali fokus pada pertahanan terhadap serangan Rusia. Terutama setelah beberapa dekade aliansi ini berkonsentrasi pada misi di luar perbatasannya, seperti di Afghanistan dan Balkan.

Dia juga harus mengelola perbedaan mengenai seberapa jauh keterlibatan NATO di Asia, dengan Amerika Serikat mendorong peran yang lebih besar dalam melawan Cina. Sementara yang lain seperti Prancis bersikeras bahwa NATO harus mempertahankan fokus pada wilayah Atlantik Utara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler