BI Bakal Perluas QRIS Cross Border, Jangkau Negara Potensial Pariwisata

BI menargetkan penggunaan QRIS di Singapura.

Republika/Putra M. Akbar
Kertas QRIS untuk transaksi pembayaran yang disediakan di salah satu kios di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (3/7/2023). Bank Indonesia menaikan besaran merchant discount rate (MDR) bagi usaha mikro pengguna QRIS sebesar 0,3 persen yang berlaku pada Juli 2023. Sebelumnya tarif yang berlaku adalah 0 persen dan berakhir pada Juni 2023.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Indonesia bakal memperluas layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Cross Border yang menjangkau negara-negara yang potensial dalam sektor pariwisata. 

Baca Juga


"Kami sudah punya QRIS Cross Border dengan Thailand, Malaysia, dan next Singapura. Kami akan memperluas supaya memudahkan," kata Deputi Gubernur BI Doni Prumanto Joewono, di Magelang, Jumat (7/7/2023).

Hal tersebut disampaikannya saat Angkringan Digital 2023 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan BI Jateng di Taman Lumbini, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, 7-8 Juli 2023. Doni menjelaskan bahwa QRIS Cross Border adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara.

"Jadi, orang Thailand yang datang ke sini sudah pakai QRIS Thailand. Sebaliknya, kalau kita pergi ke Thailand ibaratnya cuma sangu smartphone sama charger karena sama Thailand sudah melakukan cross border," katanya.

Demikian juga dengan Malaysia karena juga sudah menerapkan sistem yang sama sehingga tidak perlu lagi repot menukarkan uang ke mata uang asing atau sebaliknya di money changer.

"Next, kami ingin memperluas (QRIS Cross Border) di pariwisata supaya memudahkan. Kalau perlu ke luar negeri enggak perlu tukar ke money changer karena sudah ada QRIS Cross Border," katanya.

"Bahkan, bayangan saya nanti kalau umroh enggak perlu bawa (mata uang) riyal, cukup pakai QRIS, tinggal scan. Tantangan bagaimana memajukan pariwisata supaya wisatawan asing nyaman," katanya.

Meski demikian, Doni mengaku masih ada tantangan dalam penerapan QRIS Cross Border, yakni masih minimnya gerai penjualan di luar negeri yang sudah menerapkan QRIS. "Tantangannya, dia (di luar negeri) merchant belum banyak. Kalau di Indonesia kan 'merchant' (menerapkan QRIS) sudah ada 26 juta. Kalau mereka hitungannya baru ratusan," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan bahwa upaya digitalisasi sektor pariwisata di Jawa Tengah telah dilakukan dengan mendorong pengguna dan volume transaksi QRIS. Saat ini, Rahmat menyebutkan total gerai penjualan di Jateng yang telah menerapkan QRIS sebanyak 2,61 juta, dan dominasinya adalah UMKM, yakni 98 persen dari total merchant QRIS di wilayah itu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler