Peringatkan Xi Jinping, Joe Biden: Ekonomi Cina Bergantung pada Investasi Barat

Sejak Rusia invasi ke Ukraina, 600 perusahaan Amerika telah keluar dari Rusia.

AP Photo/Alex Brandon
Presiden China Xi Jinping bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengontak Presiden Cina Xi Jinping setelah Xi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Maret lalu. Biden memperingatkan Xi untuk berhati-hati karena Cina bergantung pada investasi Barat.

Baca Juga


“Sejak Rusia invasi ke Ukraina, 600 perusahaan Amerika telah keluar dari Rusia. Dan Anda (Xi Jinping) telah memberi tahu saya bahwa ekonomi Anda bergantung pada investasi dari Eropa dan AS. Dan berhati-hatilah. Hati-hati," kata Biden, menurut kutipan dari wawancara dengan CNN, dikutip Reuters, Sabtu (8/7/2023).

“Saya berkata: Ini bukan ancaman. Ini adalah sebuah pengamatan,” ujar Biden menambahkan saat menceritakan percakapannya dengan Xi.

Dalam wawancara dengan CNN, Biden pun sempat ditanya tentang apa reaksi atau tanggapan Xi atas pernyataannya tersebut. “Dia mendengarkan dan dia tidak mendebat. Dan jika Anda perhatikan, dia belum sepenuhnya ‘menyerang’ Rusia,” ucap Biden.

Xi mengunjungi Rusia dan bertemu Putin pada Maret lalu. Salah satu topik pembahasan dalam pertemuan mereka adalah tentang konflik di Ukraina. Xi menekankan, Cina mempertahankan posisi tidak memihak dalam konflik di Ukraina.

Sementara itu, Putin mengapresiasi rencana perdamaian yang telah disusun dan diterbitkan Cina untuk konflik di Ukraina. “Kami percaya bahwa banyak dari ketentuan rencana perdamaian yang diajukan oleh Cina sejalan dengan pendekatan Rusia dan dapat diambil sebagai dasar penyelesaian damai ketika mereka siap untuk itu di Barat dan di Kiev. Namun, sejauh ini kami tidak melihat kesiapan dari pihak mereka,” ucap Putin pada 21 Maret 2023 lalu.

Xi dan Putin pun menyepakati deklarasi bersama kemitraan “tanpa batas” antara kedua negara. Moskow dan Beijing bertekad memperkuat kerja sama strategis mereka di panggung internasional dalam bidang politik, energi, ekonomi, perdagangan, serta militer. “Hubungan Rusia-Cina menunjukkan dinamika pembangunan yang sehat dan stabil. Kepercayaan politik antara negara kita sedang dibangun, kepentingan bersama berganda, dan rakyat kita semakin dekat,” kata Xi.

Menurut Xi, kerja sama perdagangan, ekonomi, investasi, energi, budaya, dan kemanusiaan dengan Rusia juga sedang berkembang. Sementara itu Putin mengungkapkan, deklarasi bersama yang ditandatanganinya dengan Xi mencerminkan sifat hubungan Rusia-Cina yang berada pada tingkat tertinggi sepanjang sejarah kedua negara. “(Rusia-Cina) berbagi ikatan yang kuat dalam hubungan bertetangga, saling mendukung dan membantu, serta persahabatan antara rakyat kita,” ucap Putin.

Putin menugaskan jajarannya untuk meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa berkali-kali lipat dengan Cina. Dia ingin hubungan dengan Beijing di delapan bidang strategis, terutama keuangan, manufaktur industri, teknologi, serta transportasi dan logistik, diperkuat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler