Selebgram Bangga Hamil di Luar, Ketum ‘Aisyiyah Ingatkan Seks Bebas yang Memprihatinkan
Ketum 'Aisyiyah mengajak keluarga bentengi diri dari seks bebas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belum lama ini, seorang selebgram dan influencer berinisial DC dengan bangga menyatakan telah hamil di luar nikah dan akan membuka donasi untuk proses bersalin dan kebutuhan anak hasil hubungan haram.
Seks pranikah semakin dianggap lumrah belakangan ini, bahkan jika menilik konten podcast atau talkshow di Youtube misalnya, melemparkan jokes ranjang seolah hal biasa.
Bagi pengguna yang sudah menikah mungkin akan tertawa, bagaimana dengan yang belum nikah? Tidakkah mempengaruhi sudut pandang mereka?
Ketua Umum PP 'Aisyiyah Salmah Orbayinah menyebut pergaulan bebas di Indonesia saat ini kondisinya sudah memprihatinkan. Dia pun menyebut keluarga menjadi faktor penting untuk mencegahnya.
"Data dari beberapa daerah, pergaulan bebas sudah hampir mencapai 52 persen. Ada daerah yang 51 persen, ada daerah yang 47 persen. Jadi saya rasa kondisi yang seperti ini sudah memprihatinkan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (8/7/2024).
Data ini disebut dia dapatkan sekitar satu tahun lalu. Dari informasi yang ada, angka ini pun menunjukkan kenaikan yang signifikan.
Karena itu, dia mengingatkan betapa pentingnya peran keluarga dalam menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Orang tua, baik bapak dan ibu, sama-sama memiliki tugas untuk mendidik putra-putrinya agar terhindar dari pergaulan bebas.
"Keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi anak-anaknya. Tidak hanya ibu, bapak juga ada kewajiban yang sama dalam mendidik anaknya. Ini bisa dibangun bersama-sama," lanjut dia.
Ketika dalam keluarga sudah diberi pemahaman dan ilmu, diharapkan ketika bermasyarakat generasi muda bisa memfilter lingkungannya.
Saat beraktifitas di luar rumah juga diharap agar diarahkan ke hal positif, seperti kegiatan karang taruna atau klub olahraga dan lainnya.
Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko
Terkait adanya tindakan asusila, zina, prostitusi dan pergaulan bebas, Salmah menyebut kondisi ini pun ada di zaman nabi dan rasul. Bahkan, zaman sebelum Rasulullah SAW disebut dengan zaman jahiliyah.
Nabi Muhammad SAW pun hadir untuk memberikan pencerahan, melalui ajaran-ajaran agama yang diwahyukan Allah SWT. Upaya untuk memperbaiki masyarakat ini pun berjalan penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.
Sepeninggal Nabi, dia menyebut kondisi itu kembali muncul. Karena itu, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk mengawal dan meminimalkan.
"Itu harus dikawal dan menjadi tanggung jawab kita semua. Kembali ke ketahanan keluarga yang sangat penting. Itu hal mutlak yang harus digelorakan terus menerus," ucap Ketum PP 'Aisyiyah ini.
Sementara itu, guru besar Sosiologi Agama Universitas Ibrahimy, Jawa Timur, Prof HM Baharun, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/7/2023), mengatakan Indonesia dengan masyarakatnya yang memiliki agama, sesuai penerapan sila pertama Pancasila, kemudian dengan budaya dan moralnya, sepertinya sudah mulai ditumpahi limbah budaya barat. Limbah ini terang-terangan malah diaplikasikan oleh Gen Y dan Z.
“Saya kira, ini merupakan limbah dari budaya Barat yang permisif alias serba boleh, ekses kapitalis liberal,” ungkap dia.
Akibatnya, banyak Gen Y yang kini telah menjadi orang tua, justru membebaskan anaknya melakukan apa pun yang mereka kehendaki. Alhasil, karakter Gen Z yang menyukai hal serba instan, jadi mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya, terutama adat ketimuran yang adiluhung.
“Akar masalahnya ada pada orang tua yang mengabaikan pendidikan agama anak-anaknya. Sehingga mereka tak paham mana yang halal dan haram, yang legal dan ilegal, yang boleh dan terlarang,” ungkap Prof Baharun.
Belum lagi ilmu-ilmu parenting yang kerap memberi saran untuk jangan pernah melarang anak, harus memikirkan kalimat lain yang lebih halus. Padahal ajaran Islam banyak sekali larangan yang dilafadzkan, dan itu harus dipatuhi, bukan hanya untuk mengejar pahala akhirat tetapi juga mendapat kebaikan bagi diri sendiri di dunia.
Baca juga: Ada 100 Juta Kerikil untuk Lempar Jumrah Jamaah Haji, Kemana Perginya Seusai Dipakai?
Seperti halnya seks bebas, Islam menolak keras perilaku ini karena dapat merusak keturunan, dan umat Islam wajib menjaga keturunan (hifz nasl). Oleh karena itu, Nabi Muhammas SAW menganjurkan untuk menikah sesuai sunnah-nya.
“Barangsiapa yang berpaling dari sunnah Nabi, maka bukan termasuk golongannya. Agama dan budaya hanya mengizinkan orang melangsungkan pernikahan yang merupakan kesepakatan berbobot itu secara sah dan legal. Sah menurut agama dan legal sesuai undang-undang negara. Di luar itu adalah pelanggaran,” ucap Prof Baharun lagi.
Bagi dia, pengaruh liberalisme rupanya masuk ke Indonesia untuk merusak nilai-nilai agama, sementara di negeri asalnya mereka telah berhasil mendistorsi agama dan budaya. Kalau sudah tidak punya pegangan moralitas agama, orang-orang akan merasa biasa saja melakukan hal terlarang.
“Mereka tak punya rasa malu. Kata Nabi Muhammad SAW, ‘Jika kamu tak punya rasa malu maka berbuatlah sesuka hatimu!’,” kata dia lagi.