Beda dengan Indonesia, Malaysia Ungkap Alasan Jamaah Hajinya tak Sholat Arbain

Jamaah haji Indonesia selama di Madinah bisa mengerjakan sholat Arbain.

Dok MCH 2023
Direktur Eksekutif Haji dari Tabung Haji Malaysia, Dato Sri Syed Saleh ungkap alasan jamaah Malaysia tak sholat Arbain..
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia selama di Madinah memiliki kesempatan untuk melaksanakan sholat Arbain. Yaitu sholat wajib berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi.

Baca Juga


Amalan ini awalnya banyak dijalani jamaah haji dari sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Untuk menjalaninya, jamaah harus tinggal di Madinah antara delapan sampai sembilan hari. Namun sejak 2018, Malaysia sudah tidak menerapkan lagi sholat Arbain bagi jamaah haji mereka ketika di Madinah.

"Sejak tahun 2018, kita tidak ada Arbain. Ini bagian upaya mengurangi cost (biaya) di Madinah," kata Direktur Eksekutif Haji dari Tabung Haji Malaysia, Dato Sri Syed Saleh di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Jumat (7/7/2023) malam waktu Arab Saudi.

Dato Sri Syed Saleh datang ke kantor Daker Makkah bersama 20 delegasi Tabung Haji Malaysia untuk bertukar pandangan dan pengalaman dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Kehadiran mereka disambut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Prof Hilman Latief beserta jajarannya.

Menurut Dato Sri Syed Saleh, kuota haji Malaysia berjumlah 31.600. Tahun ini, pihaknya mendapat tambahan kuota untuk 1.000 jamaah haji. Seperti Indonesia, pemberangkatan jamaah haji Malaysia terbagi dalam dua gelombang.

Untuk gelombang pertama, sudah dipulangkan ke Malaysia secara bertahap sejak 5 Juli 2023. Sementara untuk jamaah haji gelombang kedua, akan mulai diberangkatkan dari Makkah ke Madinah mulai 12 Juli 2023.

"Jamaah (haji Malaysia) hanya tinggal enam hari di Madinah, jadi tidak ada Arbain. Kami memang sudah lama tidak ada Arbain. Alhamdulillah diterima baik. Tidak ada yang complain," ujar Dato Sri Syed Saleh.

Dato Sri Syed Saleh mengatakan, saat pertama kali dihilangkan Arbain, hanya sedikit yang komplain. Mereka yang komplain umumnya yang dulunya pernah berhaji.

Masa tinggal jamaah haji Malaysia di Arab Saudi cukup panjang. Syed Saleh mengatakan bahwa masa tinggal jemaahnya berkisar dari 42, 45, dan 47 hari. Namun, umumnya 42 hari dan sebagian besar di Makkah.

"Pemerintah Malaysia sebenarnya meminta untuk diperpendek lagi. Tapi itu justru akan menjadikan biaya semakin mahal,” jelasnya.

Ditanya kemungkinan Indonesia mengikuti Malaysia dengan tidak menerapkan Arbain, Dirjen PHU Hilman mengatakan bahwa saat ini Kementerian Agama (Kemenag) masih memberlakukan Arbain. Termasuk bagi jamaah haji gelombang kedua yang akan berangkat dari Makkah ke Madinah pada 10 Juli 2023.

Namun demikian, Hilman mengatakan, pihaknya juga mengusung semangat yang sama dengan Malaysia, memberikan kemudahan bagi jamaah haji. Menurutnya, semangat ini juga sedang diusung pemerintah Arab Saudi melalui kajian Fiqih Taisir (kemudahan fiqih berhaji). Tema ini dibahas dalam beberapa seminar yang diselenggarakan oleh Arab Saudi. Tidak hanya soal Arbain, kajian Fiqih Taisir juga menyoroti banyak hal, termasuk mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina.

 

 

Infografis amalan jamaah haji di Raudhah - (Dok Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler