On This Day: 11 Juli 1995 Genosida di Srebrenica, Ribuan Muslim Dibantai
Pada 2015, PBB secara resmi mengakui tragedi Sebrenica sebagai sebuah genosida.
MAGENTA -- Hari ini 28 tahun lalu, ribuan muslim Bosnia atau lebih dikenal sebagai Bosniaks dibunuh secara keji gara-gara perebutan wilayah di Yugoslavia. Genosida terbesar di Eropa itu terjadi pada 11 Juli 1995 di kota Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina.
Pembantaian Sebrenica yang menewaskan 8.000-an lelaki Muslim itu merupakan puncak dari konflik yang mendera Bosnia sejak 1992. Kala itu, Republik Sosialis Bosnia dan Herzegovina yang merupakan bagian dari Yugoslavia mendeklarasikan kemerdekaannya lewat referendum.
BACA JUGA: On This Day: 26 April 1986 Tragedi Chernobyl, Lokasi Bisa Dihuni Manusia 3.000 Tahun Lagi
.
Keinginan referendum itu ditentang kelompok Serbia Bosnia yang ingin menciptakan negara Serbia Raya. Perang pun tak dapat dihindarkan. Dibantu Dewan Keamanan PBB, tentara Bosnia Herzegovina bisa mengambil alih negara.
Namun, pada 11 Juli 1995, pasukan Serbia Bosnia berhasil menguasai Srebrenica setelah mengalahkan satu batalion pasukan penjaga perdamaian Belanda yang ditempatkan. Pasukan Serbia kemudian memisahkan warga sipil Bosnia di Srebrenica, menempatkan perempuan dan anak perempuan di bus dan mengirim mereka ke wilayah yang dikuasai Bosnia.
Selanjutnya, dikutip dari History.com, beberapa wanita diperkosa atau dilecehkan secara seksual. Para pria dan anak laki-laki dibunuh dengan cara diberondong peluru secara membabi-buta.
BACA JUGA: Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka
Mereka yang luput dari berondongan peluru diangkut dengan bus ke tempat pembunuhan massal. Para Bosniaks langsung "dimatikan" hidup-hidup dengan didorong memakai buldoser ke lubang khusus.
Hanya lima hari sejak 11 Juli 1995, sebanyak 8.372 anak-anak dan dewasa dibantai kekuatan Serbia. Di lapangan, para pelaku merupakan laskar Republik Srpska Scorpion di bawah pimpinan Ratko Mladic.
Sebagai penghormatan terhadap korban pembantaian Srebrenica 1995, ribuan orang menggelar napak tilas di Bosnia timur pada Sabtu (8/7/2023) waktu setempat. Pawai ini merupakan bagian dari serangkaian acara sebelum peringatan pada tanggal pembantaian pada 11 Juli. Pawai tahunan sejauh 100 kilometer ini mengikuti rute yang ditempuh etnis Muslim Bosnia yang dibantai saat mereka mencoba melarikan diri dari Srebrenica.
BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
Pembantaian Srebrenica adalah genosida...
Pembantaian Srebrenica adalah Genosida
Dikutip dari Republika.co.id, pada 26 Februari 2007, Mahkamah Internasional menjatuhkan vonis yang antara lain menegaskan pembantaian Srebrenica sebagai sebuah genosida. Sedikitnya, 11 orang yang dijatuhi hukuman karena terbukti bersalah.
Rentang masa hukuman berbeda-beda, tetapi tidak ada yang lebih dari 43 tahun. Belakangan, setelah lama berkelit, pada 1999, Slobodan Milosevic akhirnya divonis oleh Mahkamah Internasional untuk Negara-Negara Bekas Yugoslavia (ICTY). Milosevic terbukti bersalah sebagai penjahat perang terkait perang di Bosnia, Kroasia, dan Kosovo.
BACA JUGA: Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?
.
Namun, Milosevic keras menyangkalnya. Lima tahun lamanya pengadilan atas diri Milosevic berlangsung. Pada 11 Maret 2006, dia meninggal dunia dalam tahanannya di Den Haag, Belanda karena mengidap serangan jantung.
Dilansir Forbes, Parlemen Eropa telah mengeluarkan resolusi pada 15 Januari 2009 yang mengakui Hari Peringatan Sebrenica. Hal ini mendahului respons dari PBB.
Baru pada 2015 PBB secara resmi mengakui tragedi Sebrenica sebagai sebuah genosida. Upaya PBB ini sempat diblok oleh Rusia, negeri bekas komunis.
BACA JUGA: Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat
Genosida tidak hanya terjadi di Srebrenica...
Genosida tidak Hanya Terjadi di Srebrenica
Sejarah juga mencatat ada beberapa genosida yang terjadi di negara lain sebelum pembataian umat Muslim Bosnia di Srebrenica pada 1995, di antaranya di Armenia. Pembantaian yang terjadi antara 1915 dan 1923 diperkirakan menewaskan lebih dari satu juta etnis Armenia, Asyur, dan Yunani.
Saat itu etnis Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman, Turki, dikumpulkan, dideportasi, dan dieksekusi atas perintah legal pemerintah. Kemudian, Nazi Jerman. Sejak berkuasa tahun 1933, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler menerapkan strategi penganiayaan, pembunuhan, dan genosida yang terorganisir.
BACA JUGA: Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995
.
Dengan alasan sebagai solusi untuk memurnikan etnis, Hitler membunuh sekitar enam juta orang Yahudi dan lima juta Slavia, dan banyak lainnya. Ada juga Khmer Merah, Kamboja.
Sebanyak 1,7 sampai 2 juta warga Kamboja tewas dibunuh oleh Khmer Merah saat mengambil alih pemerintahan Kamboja pada 1975. Khmer Merah langsung memburu lawan politiknya setelah berkuasa. Para dokter, guru, dan siswa yang dicurigai membahayakan pemerintah langsung disiksa di penjara Tuol Sleng. Genosida selalu menyasar manusia tak berdosa. (MHD)
BACA JUGA:
▶ On This Day: 30 April 1945, Sang Fuhrer Nazi Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker
▶ On This Day: 28 April 1945 Benito Mussolini Ditembak Mati, Jenazahnya Digantung dan Diludahi
▶ On This Day: 4 Juni 1989 Pembantaian Tiananmen, Ribuan Orang Diberondong Peluru
▶ On This Day: 21 Mei 1981, Indonesia Geger Saat Hamka Putuskan Mundur Sebagai Ketua MUI
▶ On This Day: 12 Mei 1998, Empat Mahasiswa Trisakti Gugur Saat Meminta Soeharto Mundur