Ulama NU Tegas Tolak LGBT, PBNU: Tak Ada Satu Celah Pun

PBNU menilai Islam tak beri celah sedikit pun untuk LGBT.

tangkapan layar wikipedia
Ulama NU Tegas Tolak LGBT, PBNU: Tak Ada Satu Celah Pun. Foto: (ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) menyampaikan bahwa dari dulu sampai sekarang, ulama NU tegas menolak komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Dalam Islam, menurut dia, tidak ada satu celah pun yang membolehkan LGBT.

Baca Juga


“LGBT itu sejak dulu sampai sekarang tidak ada perbedaan pendapat, yaitu sesuai nash Alquran ya bahwa perbuatan gay, sodomi, lesbian itu tidak ada satu celah pun yang membolehkan atau mentolerir dalam agama Islam,” ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/7/2023).

Tidak hanya di dalam Islam, menurut dia, di dalam ajaran agama lain pun juga tidak memperbolehkan umatnya menjadi melakukan perbuatan LGBT. Karena itu, menurut dia, ulama NU mendorong agar pemerintah Indonesia tidak memberi ruang terhadap LGBT.

“Sesuai hukum agama, sesuai hukum undang-undang juga tidak dibolehkan, dan sesuai Pancasila itu bertentangan dengan ketuhanan. Sehingga kami berharap LGBT jangan diberi ruang,” ucap Gus Fahrur.

Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang ini mengatakan, ulama NU bersepakat bahwa LGBT itu merupakan bagian dari bentuk penyimpangan. Artinya, kata dia, perlu ada upaya dari masyarakat untuk membina mereka.

“Ya tidak harus dimusuhi, tapi bagaimana mereka diberikan dukungan untuk bisa menjadi normal, menjadi hidup seperti masyarakat pada umumnya,” kata Gus Fahrur.

Dia menjelasakan, sejak kecil para orang tua penting untuk mendidik anaknya dengan benar, sehingga tidak menjadi LGBT. Misalnya, dari kecil tidak dibiarkan terlalu sering bergaul dengan lawan jenisnya, karena hal itu bisa membuat kecenderungan untuk mengikuti perilaku gender yang lain.  

“Jadi, ini harus peduli terhadap pendidikan mereka, pergaulan mereka, juga pengetahuan mereka bagaimana fungsi laki-laki dan perempuan,” jelas dia.

Dia mengatakan, ulama NU tidak bisa menerima LGBT dengan alasan agama, hukum negara ataupun undang-undang. Menurut dia, semua itu ada yang bisa memberikan ruang terhadap kebebasan kaum LGBT. Karena itu, dia berharap pemerintah tetap tegas bahwa LGBT itu memang penyimpangan.

Dia menambahkan, ulama NU pun sudah secara tegas menolak LGBT. Namun, menurut dia, bukan berarti kaum LGBT itu berhak untuk dihakimi.

“ Ulama NU) Tegas, sangat tegas (menolak). Tapi mereka yang sudah LGBT jangan dimusuhi. Mereka juga manusia, sebagaimna orang yang sakit harus disembuhkan, orang yang lupa harus diingatkan,” ujar Gus Fahrur.

Untuk membendung kampanye LGBT, dia pun mengimbau kepada generasi muda NU untuk berdakwah, sehingga kaum milenial tidak mengikuti perilaku kelompok LGBT.

“Kalau dimusuhi malah mereka tambah menjadi-jadi. Jadi dakwah itu harus terukur dan saya kira ini tugasnya anak-anak muda NU untuk mengampanyekan dengan bahasa milenial supaya orang tidak tertarik melakukan itu,” kata Gus Fahrur.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler