Nasdem Akui Adanya Banyak Tekanan Usai Usung Anies
Politikus Nasdem mengakui Surya Paloh banyak mendapat tekanan usai mengusung Anies.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menegaskan bahwa Surya Paloh sudah mengambil keputusan untuk mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). Meskipun diakuinya, ada tekanan yang diterima pihaknya usai mendeklarasikan Anies.
"Dalam keputusan ini banyak orang yang pastinya tidak terpuaskan. Dalam keputusan ini, Ketua Umum kita banyak mendapat tekanan-tekanan, tapi kita bangga dengan ketegaran Ketua Umum kita dalam menjaga keputusannya," ujar Ali dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/7/2023).
Partai Nasdem juga menghadapi posisi sulit setelah mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Sebab, partai dengan warna dominan biru tua itu berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, ia menegaskan pendeklarasian Anies dengan komitmen Partai Nasdem adalah dua hal yang berbeda. Tegasnya, Partai Nasdem berkomitmen mengawal pemerintahan Jokowi hingga berakhir pada Oktober 2024.
"Konsistensi kira mengawal pemerintahan sampai tahun 2024, tapi kewajiban kita untuk menghadirkan pemimpin yang InsyaAllah akan mampu memenuhi janji-janji kemerdekaan yang diproklamirkan oleh para pendiri bangsa ketika negara ini dimerdekakan," ujar Ali.
Ali yang merupakan Ketua Panitia Pelaksana Apel Siaga Perubahan hari ini menjelaskan, kompleks Gelora Bung Karno dipenuhi oleh lebih dari 100 ribu kader Partai Nasdem. Masih banyak jutaan kader lain yang ikut mengawal acara hari ini.
Tegasnya, seluruh kader Partai Nasdem bersama rakyat siap untuk memenangkan Anies sebagai presiden periode 2024-2029. Seluruh kadernya akan terus berada di belakang kepemimpinan Surya Paloh sebagai ketua umum.
"Puluhan juta rakyat Indonesia menyatakan kami tetap berdiri tegak di samping Bapak untuk memperjuangkan, mempertahankan, menjadikan Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai presiden tahun 2024," ujar Ali.
"Kami adalah anak-anak Bapak, kami sekali lagi akan berada di barisan bapak, kami tegak lurus di barisan Bapak. Kami tidak akan pernah meninggalkan Bapak atas keputusan yang sudah diambil, karena ini adalah kewajiban kami sebagai kader," sambungnya menegaskan.