Shalahuddin Al Ayyubi Perintah Ucapkan Selamat Natal? Dampak Menahun Kekeliruan Film

Ada informasi keliru soal Shalahuddin Al Ayyubi perintahkan ucap selamat natal.

dok. KNRP Jawa Tengah
Ada informasi keliru soal Shalahuddin Al Ayyubi perintahkan ucap selamat natal. Foto: Replika mimbar Shalahuddin al Ayyubi
Rep: Umar Mukhtar Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketokohan Shalahuddin Al Ayyubi menyimpan banyak sejarah di kalangan umat Muslim dan bahkan barat. Namun, ada informasi keliru yang telah tersebar di tengah masyarakat akibat tayangan film populer yang mengisahkan sejarah Shalahuddin Al Ayyubi.

Baca Juga


Hal itu menjadi informasi sejarah palsu yang tersebar dari mulut ke mulut banyak orang. Film yang dimaksud adalah film klasik Mesir berjudul Al Nasheer Shalah El-Din.

Film ini tayang pada tahun 1963. Disutradarai oleh Youssef Chahine, ditulis oleh Youssef El Sebaei, dan diperankan di antaranya oleh Ahmed Mazhar, Nadia Lutfi, Salah Zulfiqar, Laila Fawzi Hamdi, dan Ghaith.

Dalam film tersebut ada dialog di mana Shalahuddin Al Ayyubi berkata, "Apakah kalian sudah memberi selamat kepada saudara kalian Isa yang merayakan Hari Raya Natal?"

Isa yang dimaksud dalam dialog itu adalah Isa Al Awwam, seorang asisten Shalahuddin Al Ayyubi. Dalam film itu, Isa Al Awwam digambarkan sebagai orang yang beragama Kristen, padahal yang sebenarnya tidak demikian.

Isa Al Awwam adalah seorang penyelam Muslim Arab yang berjuang bareng-bareng dengan Shalahuddin Al Ayyubi dalam Perang Salib.

Kisah Al Awwam ini juga telah diceritakan dalam buku berjudul "Al Nawader Al Sultoniyyah wa Al Mahasin Al Yusufiyyah" karya Al Qodhi Bahaa El-Din bin Syadad. Kisah Al Awwam ini juga disebutkan oleh penulis kitab "Tadzkiir Al Nafs bi Hadiitsil Quds", yang berkata:

"Di antara anekdot dan keuntungan dari kejadian ini adalah adanya seorang Muslim bernama Isa, dan dia biasa memasuki wilayah itu (Kota Akko, selama pengepungan Yerusalem)..."

Shalahuddin Al Ayyubi adalah pahlawan kunci dalam pembebasan kota suci Yerusalem dari Tentara Salib. Pertempuran ini populer dengan sebutan Perang Salib. Di balik ketokohannya, ada cerita yang menyayat hati saat ia lahir.

Shalahuddin Al Ayyubi lahir dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Ayahnya, Najm Al Din Ayyub atau Najmuddin Ayyub, kehilangan kekuasaan dan jabatan atas benteng Tikrit. Diketahui, Najmuddin Ayyub adalah penguasa Tikrit di Irak. Najmuddin Ayyub juga kehilangan negeri karena mereka sekeluarga diusir keluar dari wilayah tersebut.

Karena itu, Shalahuddin Al Ayyubi lahir di tengah perjalanan pengungsian itu. Ayah Yusuf (nama kecil Shalahuddin Al Ayyubi) berkata: "Anak itu lahir dalam keadaan yang benar-benar menyedihkan. Saya benar-benar merasa sial dengan kelahirannya. Dia lahir di malam saat saya kehilangan jabatan dan kekuasaan atas benteng Tikrit, di saat kami terusir keluar dari negeriku..."

Ayah Yusuf sangat menyesal atas kelahiran putranya itu. Namun, justru pandangan sebaliknya disampaikan oleh sejumlah sahabatnya. Mereka berkata:

"Perkataanmu tidak tepat. Kami justru melihat sebaliknya. Firasat kami mengatakan, kelahiran ini tidak akan membawa kesialan bagimu. Percayakah engkau? Anak ini kelak akan menjadi seorang raja yang agung, namanya baik dan terkenal. Bahkan suaranya akan bergaung ke seluruh bumi dan menjulang ke angkasa."

Ternyata benar. Penyesalan ayah Shalahuddin pupus sudah. Shalahuddin sejak kecil telah memperlihatkan tanda-tanda akan menjadi orang besar. Sejak kecil, dia telah menunjukkan kemahirannya menunggang kuda.

 

sumber : Arabic Post
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler