Hikmah Puasa Tasuah
Puasa Tasuah dikerjakan di bulan Muharram.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muharram adalah bulan yang menjadi salah satu dari arba’atun hurum (empat bulan istimewa). Sehingga terdapat ibadah khas di bulan ini.
Pemimpin Majelis Taklim As-Sa'adah Al Khoironiyyah Ustadzah Mardiyah menjelaskan, dalam bulan Muharram terdapat puasa Asyuro yang dilaksanakan tepat di tanggal 10 Muharram. Puasa ini secara historis bermula dari puasanya orang Yahudi.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, Ibnu Abbas berkata bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah. Dilihatnya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka nabi bertanya, “Ada apa ini? Jawab mereka: hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya.”
Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, “Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu.” Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang untuk berpuasa.
Dalam riwayat lainnya diceritakan bahwa Abdullah bin Umar berkata, “Bahwa orang-orang jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari Asyura. Dan bahwa Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin juga berpuasa pada hari itu sebelum diwajibkan puasa Ramadhan.”
"Dari hadits itulah kita tahu hikmah mengapa puasa tasuah dianjurkan bagi kita orang Islam, (yakni agar) tidak sama dengan orang Yahudi yang hanya puasa di tanggal 10, kita orang Islam puasa di tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram," kata Ustazah Mardiyah dalam pengajian ibu-ibu di Masjid Tanzilul Huda, Jakarta, Sabtu (22/7/2023).