Muhaimin Puji Prabowo, Minta Maaf ke Puan

Muhaimin minta maaf karena menyebut Prabowo terlebih dulu dibandingkan Puan.

Dok Republika
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tengah) dan Ketua DPR Puan Maharani (kiri) saat menghadiri Harlah 25 tahun PKB di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Ahad (23/7/2023). Harlah PKB yang dihadiri Presiden, sejumlah ketua umum parpol dan ribuan kader PKB itu mengangkat tema Aksi Melayani Indonesia.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, menyinggung ihwal PKB yang sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra selama 11 bulan. Dalam pidatonya pada Harlah ke-25 PKB, ia juga menyinggung takdir yang akan menentukan nasibnya.

Baca Juga


Muhaimin pun membuka pidato dengan berterima kasih kepada ketua umum partai politik yang hadir langsung dalam Harlah ke-25 PKB. Pertama kali yang disebutkannya adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Hadir bersama kita Ketua Umum Gerindra Pak Haji Prabowo, tepuk tangannya dahsyat penuh rasa cinta. Mohon maaf Mbak Puan (Prabowo) saya sebut pertama karena kita sudah koalisi 11 bulan lamanya, hanya, hanya takdirlah yang menentukan nasib kita," ujar Muhaimin membuka pidatonya pada Harlah ke-25 PKB, Ahad (23/7/2023).

"Pak Prabowo jauh-jauh terbang acara di Paris langsung mendarat di Jakarta, langsung ke Solo demi kalian-kalian ini," kata Muhaimin disambut teriakan dukungan kepada Prabowo oleh kader PKB.

Selain Prabowo, hadir mewakili Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani. Hadir pula Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan juga hadir dalam acara Harlah ke-25 PKB. Semantara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Nasdem, dan Partai Demokrat diwakili oleh kadernya. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak hadir, meskipun PKB mengundangnya.

Adapun dalam acara tersebut, Muhaimin kembali mengingatkan kepada seluruh kadernya bahwa PKB lahir dari akomodasi dan aspirasi warga Nahdlatul Ulama (NU). Partainya juga lahir dari rahim reformasi, yang mengutamakan suara rakyat.

"Oleh karena itu, kita harus tetap menjadi bagian dari kekuatan yang menjaga dan memajukan demokrasi dan reformasi. Salah satunya adalah memberi kesempatan yang sama bagi seluruh warga bangsa di depan hukum dan pemerintahan, memiliki hak yang sama di dalam meraih kemakmuran dan kesejahteraan," ujar Muhaimin.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler