Kisah Nabi Adam Minta Buah-buahan dari Surga Menjelang Kematiannya
Malaikat mencontohkan tata cara mengurus jenazah pada anak-anak Nabi Adam.
MAGENTA -- Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi. Adam terusir dari surga ke bumi karena melanggar perintah Allah SWT.
Padahal sewaktu di surga Adam memiliki segalanya. Allah SWT hanya memintanya untuk menjauhi buah khuldi. Namun, Adam 'terpeleset' oleh godaan setan.
BACA JUGA: Tak Rela Firaun Bertaubat, Malaikat Jibril Sumpal Mulut Firaun dengan Lumpur
.
Nabi Adam menjajal buah khuldi. Setelah itu, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dalam kondisi terpisah.
"Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!" (Surat Al Baqarah ayat 35).
Dinukil dari buku Kisah-Kisah Nubuat dari Nabi SAW oleh Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, ketika kematian akan menjemputnya, Nabi Adam AS menginginkan buah-buahan surga. Ini menunjukkan rasa cinta Adam kepada surga dan kerinduan untuk kembali ke sana.
BACA JUGA: Tata Cara Sholat Fardhu Lengkap, Muslim Wajib Tahu
Bagaimana Adam tidak merindukan surga...
Kerinduan Nabi Adam akan Surga
"Bagaimana Adam tidak merindukan surga, sementara ia pernah tinggal di sana, melihat kenikmatannya, dan merasakan kenikmatan-kenikmatan surga dalam beberapa lama. Mungkin Adam menginginkan buah-buahan surga karena sudah merasa ajalnya kian dekat," tulis Umar Sulaiman dalam bukunya yang diterbitkan oleh Ummul Qura, 2017.
Sebagian hadits menunjukkan Nabi Adam mengetahui jumlah tahun-tahun usianya, dan ia menghitung secara cermat tahun-tahun usianya yang telah berlalu. Sehingga tampak bahwa Adam sudah mengetahui tahun-tahun usianya telah berlalu dan tidak lama lagi akan beralih ke negeri akhirat.
BACA JUGA: Kamu Perlu Tahu, Istilah dalam Dunia Lari
.
Adam juga sadar anak-anaknya tidak akan mampu memenuhi keinginannya mengambilkan buah-buahan dari surga. Bagaimana mungkin mereka bisa sampai ke surga dan memetik buah-buahan surga.
Anak-anak Nabi Adam juga menyadari mereka tidak akan mampu memenuhi keinginan ayahnya memetik buah-buahan di surga. Namun, bakti kepada ayah membuat mereka rela berkeliling untuk mencarikan keinginan ayah mereka.
Saat anak-anak Adam mencari buah-buahan, sejumlah malaikat mendatanginya dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk mengurus dan mengubur jenazah. Para malaikat tersebut membawa kain kafan, kamper, kapak, cangkul, dan keranjang (dari daun kurma) yang diperlukan untuk menggali liang kubur.
BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
Malaikat minta mereka pulang...
Malaikat Minta Mereka Pulang
Ketika anak-anak Adam memberitahukan maksud kepergian mereka dan apa yang mereka cari, para malaikat meminta mereka kembali pulang ke ayah mereka, karena usia dan ajal ayah mereka sudah habis.
Para malaikat akhirnya mencabut nyawa Adam. Setelah itu, mereka secara langsung mengurus jenazahnya dan memakamkannya.
BACA JUGA: Khasiat Daun Salam Bisa untuk Obat Diabetes, Asam Urat, dan Radang Lambung
.
Sementara, anak- anak Adam melihat para malaikat memandikan, mengafani, memberikan kamper, menggali kubur, membuat liang lahat, menshalatkan jenazahnya, masuk ke dalam liang kubur dan meletakkan Nabi Adam di dalamnya.
Lalu, mereka meletakkan batu bata di atasnya, setelah itu mereka keluar dari liang kubur, dan menimbunnya dengan tanah. Setelah itu, para malaikat berkata kepada anak-anak Adam seraya mengajari mereka, "Wahai anak-anak Adam! Inilah sunah kalian (dalam mengurus jenazah)." Yaitu, cara yang dipilih Allah untuk kalian dalam mengurus jenazah kalian.
Dengan demikian, tata cara pemakaman ini menjadi syariat universal bagi seluruh rasul dan orang-orang mukmin di bumi sepanjang masa. Apa pun cara yang menyalahi cara ini, berarti menyalahi petunjuk Allah, tergantung sejauh manakah pelanggaran tersebut terjadi.
Siapa yang mengetahui tata cara kaum muslimin dalam mengurus jenazah seperti yang diajarkan Rasul mereka, maka ia tahu cara tersebut sesuai dengan cara yang dipraktikkan para malaikat kepada jenazah Adam. Kisah ini bersumber dari hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawa'idul Musnad (V/136).
BACA JUGA: Bacaan Doa Iftitah Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan
Pelajaran dan faedah kisah ini...
Pelajaran dan Faedah dari Kisah Ini
• Disyariatkannya mengurus dan mengubur jenazah dengan tata cara seperti yang disebutkan dalam hadits.
• Sunah dalam mengurus mayit ini adalah petunjuk seluruh rasul dalam syariat-syariat mereka.
• Malaikat mengajarkan tata cara mengurus jenazah ini kepada anak-anak Adam dalam bentuk tindakan nyata dan juga ucapan.
• Seluruh cara yang digunakan dalam mengurus jenazah selain tata cara yang tertera di dalam hadits, adalah cara yang menyimpang dari manhaj dan petunjuk Allah.
• Keutamaan Nabi Adam, karena jenazahnya diurus, dishalatkan, dan dimakamkan para malaikat.
• Kemampuan malaikat menyerupai wujud manusia dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan manusia.
• Adanya sejumlah peralatan sejak awal mula sejarah manusia, seperti kapak, cangkul, dan keranjang.
• Seorang lelaki harus mengingatkan istrinya agar jangan sampai menyimpang jalan, karena Adam memakan pohon larangan tidak lain karena bujuk rayu istrinya. Allah mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap sebagian di antara istri-istri dan anak-anak kita.
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Surat At-Tagabun ayat 14).
BACA JUGA:
▶ Kisah Nabi Luth Tawarkan Tiga Putrinya Agar Tamunya tak Dimangsa Kaum Sodom
▶ Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?
▶ On This Day: 8 Juni 632 Nabi Muhammad SAW Wafat, Umar Bin Khattab Sempat tak Percaya
▶ Cerita Gubernur Ali Sadikin Naik Haji dan Sholat di Dalam Ka'bah
▶ Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995