Dukungan Doa Orang Tua, Anak Kuli Bangunan di Bandung Lulus Seleksi Bintara Polisi
Anak kuli bangunan di Bandung itu sempat gagal saat seleksi pada 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dedy Taufiq tak menyangka, anaknya Zadani Haykal (19 tahun), akhirnya bisa lulus seleksi penerimaan Bintara 2023 di Polresta Bandung, Jawa Barat. Haykal, yang sempat gagal pada seleksi sebelumnya, kini tengah menjalani pendidikan kepolisian.
Haykal merupakan anak dari pasangan Dedy Taufiq dan Fitriani, warga Kampung Cipicung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sempat pesimistis dan ragu karena kondisi ekonomi keluarga, Dedy kini bersyukur anaknya berhasil lulus seleksi penerimaan polisi.
“Sama sekali tidak menyangka. Kalau kata peribahasa, mimpi pun saya kayaknya enggak. Saya hanya sebatas ini, seorang pekerja bangunan,” ujar Dedy, Rabu (26/7/2023).
Namun, Dedy melihat tekad yang kuat dari anaknya untuk menjadi polisi. Haykal disebut mengikuti seleksi pada 2022, tapi gugur. Tak patah arang, Haykal kembali mengikuti seleksi tahun ini.
“Dari kecil dia memang cita-citanya mau jadi polisi. Dari TK juga dia bilang mau jadi polisi katanya. Kalau menurut dia, jadi polisi itu gagah katanya,” ujar Dedy.
Dedy merasa bangga melihat perjuangan anaknya mengikuti seleksi penerimaan Bintara polisi. Anaknya tidak malu mengikuti seleksi meskipun kondisi salah satu sepatunya harus ditambal karena bolong.
Anaknya juga rajin menabung untuk kebutuhan sehari-hari, menyisihkan dari hasil pekerjaan sebelumnya. Melihat tekad anaknya ini menjadi polisi, Dedy memberikan dukungan penuh. “Kalau saya enggak ada yang istimewa. Yang paling kuat mah doa,” ujar Dedy.
Dedy bersyukur anaknya bisa lulus seleksi. Bagi dia, hasil yang didapat anaknya merupakan hadiah dari Allah yang tidak disangka. “Enggak bisa diungkapkan, saya sambil menangis saja. Yang pasti perasaannya sangat bangga dapat kabar anak saya lulus jadi polisi, mengingat perjuangan dia selama ini saya sangat menyaksikan,” kata Dedy.
Selama anaknya menjalani seleksi penerimaan Bintara polisi, Dedy menyebut tidak mengeluarkan biaya. Ia hanya mengetahui anaknya mempersiapkan mental dan latihan fisik dalam menghadapi seleksi. “Saya tidak merasa membayar sepeser pun,” ujarnya.