Israel Ingatkan Swedia Jangan Sampai Ada Pembakaran Taurat
Polisi Stokcholm izinkan demonstrasi di depan Kedubes Israel, Jumat.
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Israel mengingatkan Swedia pembakaran Taurat di negeri tersebut bakal mengganggu hubungan dua negara. Peringatan ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen kepada Menlu Swedia Tobias Billstrom.
Cohen menjelaskan Israel menyikapi serius ancaman pembakaran kitab suci di Swedia. ‘’Sesuatu yang mengerikan atas kemungkinan pembakaran Taurat di Swedia. Ini bisa menganggu hubungan dua negara,’’ katanya seperti dilaporkan kantor berita Anadolu, Jumat (28/7/2023).
Karena itu, Cohen menekankan kepada Billstrom agar Pemerintah Swedia mencegah tindakan semacam itu yang berpotensi berdampak buruk pada hubungan dua negara. Dengan demikian, ini mestinya menjadi kehati-hatian bagi Swedia.
Menurut laman Israel 24 yang diberitakan Middle East Monitor, polisi Stockholm mengumumkan untuk mengizinkan demonstrasi pada Jumat (28/7/2023) waktu setempat. Rencananya pada aksi massa di depan Kedubes Israel di Stockholm akan disertai pembakaran Taurat.
Sebelumnya, izin polisi Swedia untuk aksi pembakaran kitab suci Taurat dan Injil di luar Kedubes Israel di Stockholm, Sabtu (15/7/2023) memicu reaksi luas. Namun pada akhirnya, laki-laki bernama Ahmad Alloush (32) yang berencana membakar kedua kitab suci tersebut tak melakukannya.
Para pejabat Israel mendesak Pemerintah Swedia menghentikan protes dan pembakaran Taurat dan Injil pada Sabtu sore itu. Presiden Israel Isaac Herzog dan World Jewish Congress mengecam aksi. Demikian pula Menlu Israel Eli Cohen dan kepala rabi Yahudi, Yitzhak Yosef.
Ternyata, tujuan utamanya memang bukan itu melainkan melakukan aksi solo menentang pembakaran Alquran. Televisi nasional Swedia, SVT, melaporkan, Alloush mengeluarkan korek api dari tasnya kemudian melemparkannya ke tanah. Ia menyatakan tak membutuhkannya. Menurut dia, pembakaran kitab suci agama apa pun bertentangan dengan Alquran.
Membakar Alquran bukalah kebebasan berekspresi....
‘’Saya Muslim, kami tak membakar (kitab suci mana pun). Saya ingin menunjukkan bahwa kita mestinya menghormati satu sama lain,’’ katanya, Sabtu. Ia menambahkan, memang tak hendak menjalankan rencana sesuai izin aksi, yaitu membakar Taurat dan Injil.
Ia kemudian mengeluarkan Alquran dan menyampaikan kritik atas pembakaran Alquran di Swedia saat perayaan Idul Adha lalu. ‘’Jika Anda ingin mengkritik Islam, tak masalah. Namun, membakar Alquran bukanlah kebebasan berekspresi,’’ katanya menegaskan.
Alloush menyatakan, dia tak akan pernah bisa membakar kitab suci agama apa pun. Ia mengulangnya dalam bahasa Arab dan Swedia bahwa dirinya hanya ingin menyatakan penentangannya terhadap pembakaran Alquran.
‘’Saya membuat orang marah,’’ ia mengakui hal itu ketika ditanya reaksi mengenai berita rencana pembakaran Taurat dan Injil di Stockholm. "Mereka kini bahagia sekarang," katanya, merujuk bahwa akhirnya tak ada pembakaran kitab suci.
Alloush menyatakan, dirinya berasal dari Suriah. Ia telah tinggal di Swedia selama delapan tahun. Tepatnya di barat laut kotaparaja Boras. Aksi Alloush berselang dua pekan setelah imigran Kristen asal Irak, Salwan Momika membakar Alquran di depan masjid di Stockholm.
Alloush menyampaikan kepada pengadilan bahwa ia melakukan aksi membakar Taurat dan Injil sebagai reaksi aksi pembakaran terhadap Alquran. Meski akhirnya ia mengurungkannya.’’Ini respons kepada pembakar Alquran, kebebasan berekspresi ada batasnya,’’ ujarnya.