Resisten Obat, Jamur Ini Berpotensi Jadi Ancaman Kesehatan Global

Peningkatan signifikan kasus jamur Candida auris telah terjadi di Eropa.

AP
Foto tahun 2016 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan galur Candida auris yang dikultur dalam cawan petri di laboratorium. Pada Kamis (22/7), CDC mengatakan ada bukti penyebaran jamur yang tidak dapat diobati di panti jompo Washington DC dan di dua rumah sakit di daerah Dallas.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah jamur mematikan yang mirip dengan jamur cordyceps dalam serial Last of Us saat ini sedang menyebar dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Tingkat kematian akibat infeksi jamur bernama Candida auris ini bisa mencapai 60 persen dari total pasien yang terinfeksi.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa kasus infeksi Candida auris di Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan yang drastis dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai perbandingan, CDC mencatat ada 173 kasus infeksi Candida auris yang terkonfirmasi pada 2017. Namun, pada 2022, jumlah tersebut melonjak lebih dari 1.200 persen menjadi 2.377 kasus.

Peningkatan kasus Candida auris yang signifikan juga terjadi di benua Eropa. Kasus infeksi Candida auris meningkat dari 335 kasus pada 2021 menjadi 655 pada 2022 menurut CDC Eropa. Sedangkan dalam periode 2013-2021, ada 304 kasus infeksi Candida auris yang terkonfirmasi di Inggris.

Candida auris merupakan jenis jamur yang kebal terhadap hampir semua obat antijamur paling umum. Oleh karena itu, kasus infeksi Candida auris cukup sulit untuk ditangani.

Di sisi lain, tingkat kematian akibat infeksi jamur Candida auris bisa mencapai 60 persen. Oleh karena itu, keberadaan jamur Candida auris saat ini dianggap sebagai ancaman kesehatan global.

"(Candida auris) adalah mimpi terburuk kita," ujar pakar penyakit menular dari McGovern Medical School, Dr Luis Ostrosky, seperti dilansir The Sun pada Ahad (30/7/2023).

Menurut Dr Ostrosky, Candida auris dapat menjadi "mimpi terburuk" karena berpotensi kebal terhadap banyak obat. Di sisi lain, jamur ini memiliki kemampuan penyebaran yang sangat efisien di fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit.

"Kita tak pernah memiliki patogen seperti ini sebelumnya dalam area infeksi jamur," kata Dr Ostrosky.

Menurut ahli mikrobiologi Johns Hopkins University, Arturo Casadevall, perubahan iklim merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya penyebaran jamur Candida auris. Ketika suhu bumi meningkat, Casadevall mengatakan jamur akan mulai beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat.

"Sebagian dari jamur tersebut akan memiliki hal yang saya sebut sebagai barrier suhu," kata Casadevall.

Baca Juga


Mengenal Infeksi Candida auris
Kasus infeksi Candida auris pertama kali ditemukan pada 2009 di Jepang, 2009. Ketika jamur Candida auris menginfeksi manusia, dia akan masuk ke dalam aliran darah. Di sana, Candida auris dapat menyebabkan infeksi berbahaya yang bisa mengancam jiwa pasien.

Infeksi Candida auris umumnya tak menjadi ancaman bagi orang-orang bertubuh sehat. Akan tetapi, infeksi jamur ini bsia sangat mematikan bagi individu dengan sistem imun yang lemah, seperti pasien gangguan imun, individu yang sakit, lansia, serta bayi baru lahir.

Belum lama ini, para pakar telah memberikan peringatan terkait potensi bahaya infeksi Candida auris. Mereka menilai, jamur ini bisa menyebar ke seluruh dunia.

Untuk mencegah wabah Candida auris, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan khususnya di area fasilitas layanan kesehatan. Sebagian di antaranya adalah skrining dan isolasi pasien yang terinfeksi, meningkatkan prosedur kebersihan tangan, dan membersihkan area yang terpapar oleh kasus Candida auris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler