Pemimpin Partai Konservatif Pakistan Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri

Pemimpin terkemuka JUI-F di Khar Maulana Ziaullah Jan meninggal dalam ledakan itu

EPA-EFE/RESCUE 1122 HANDOUT
Puluhan orang tewas dalam ledakan yang terjadi selama pertemuan partai politik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa Pakistan
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BAJAUR -- Puluhan orang tewas dalam ledakan yang terjadi selama pertemuan partai politik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa Pakistan pada Ahad (30/7/2023). Pertemuan yang diselenggarakan oleh Jamiat Ulema Islam-Fazl (JUI-F) itu berlangsung di wilayah Bajaur.

Petugas Darurat Distrik Bajaur Saad Khan mengatakan kepada harian Pakistan Dawn, pemimpin terkemuka JUI-F di Khar Maulana Ziaullah Jan juga meninggal dalam ledakan itu.

Khan menyatakan dikutip dari India Today, orang yang terluka sedang dipindahkan ke rumah sakit terdekat di Peshawar dan Timergera. Tayangan televisi menunjukkan, ambulans memindahkan yang terluka ke rumah sakit. Area pertemuan tersebut pun kemudian ditutup oleh polisi.

Pemimpin JUI-F Hafiz Hamdullah mengatakan, dia telah melewatkan konvensi tersebut karena beberapa urusan pribadi, meskipun dia diundang. Dia menjelaskan, sejauh ini telah menerima kabar tentang kematian sekitar 10-12 anggota partainya, sementara beberapa lainnya terluka.

"Saya mengutuk keras ledakan itu dan ingin memberi pesan kepada orang-orang di baliknya bahwa ini bukan jihad tapi terorisme,” kata pemimpin JUI-F itu berbicara kepada Geo News setelah kejadian tersebut.

Hamdullah menyebut insiden itu sebagai serangan terhadap kemanusiaan dan Bajaur. Mengingat bahwa ini bukan pertama kalinya partainya JUI-F diserang seperti ini, dia menuntut agar insiden tersebut diusut.

"Ini pernah terjadi sebelumnya, pekerja kami telah menjadi sasaran. Kami menyuarakan hal ini di Parlemen tetapi tidak ada tindakan yang diambil," kata Hamdullah.

Bersama Hamdullah, beberapa pemimpin lain dari seluruh Pakistan mengutuk serangan itu. Mereka menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban yang berduka.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler