Quds Al-Samarrai, Perempuan Heroik yang Berusaha Gagalkan Pembakaran Alquran

Samarrai tak menyesal atas aksinya melakukan intervensi demi melindungi Alquran

Instagram
Seorang perempuan, Quds Al-Samarrai berusaha menggagalkan upaya penistaan kitab suci umat Islam tersebut
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, Aksi pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter, di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Irak di Kopenhagen pada 24 Juli 2023 lalu sempat menampilkan aksi heroik dari seorang perempuan yang berusaha menggagalkan upaya penistaan kitab suci umat Islam tersebut. Perempuan tersebut bernama Quds Al-Samarrai.

Al-Samarrai adalah warga Denmark keturunan Irak. Dia sudah tinggal di negara Nordik tersebut selama hampir 25 tahun. Pada 24 Juli 2023 lalu, Al-Samarrai melintas di depan gedung Kedubes Irak saat dua anggota Danske Patrioter sedang melakukan penistaan dan pembakaran Alquran. Melihat hal demikian, tanpa banyak pertimbangan, Al-Samarrai berusaha merebut dan menyelamatkan kitab Alquran tersebut. Tanpa diduga, ia diserang dan dianiaya oleh pelaku pembakaran.

"Ketika saya sedang melewati Kopenhagen, saya melihat Alquran yang terbakar di pinggir jalan dan saya segera mengambilnya. Ketika orang yang membakar Alquran melihat saya membawanya, dia langsung menyerang saya dan bertanya mengapa saya mengambilnya. Saya didorong dan dipukuli di pundak saya oleh orang yang sama," ungkap Al-Samarrai dalam wawancaranya dengan Anadolu Agency, Senin (31/7/2023).

Baca Juga




Pada momen itu, Al-Samarrai juga melihat Alquran lainnya digeletakkan di tanah dengan sepatu di atasnya. "Ketika saya mencoba melepaskan sepatu dari Alquran, orang Denmark menyerang saya lagi dan saya dipukuli dari belakang. Kemudian saya melihat dia meletakkan sepatu di Alquran dengan paku. Saya terus diserang saat Alquran berada di tangan saya,” ucapnya.

Setelah menerima serangan dan penganiayaan, Al-Samarrai segera menghubungi polisi. “Ketika mereka (polisi) tiba, orang yang membakar Alquran tersebut mengatakan kepada polisi bahwa saya telah mencuri barang miliknya. Saya mengambil Alquran darinya tetapi kemudian polisi mengembalikannya untuk dibakar," katanya.

"Ketika saya pergi ke kantor polisi keesokan harinya, saya mengetahui bahwa dia juga telah mengajukan pengaduan terhadap saya dan memfitnah saya karena 'mencuri barang-barangnya',” tambah Al-Samarrai.

Al-Samarrai mengungkapkan, saat berusaha menyelamatkan Alquran dari aksi penistaan dan pembakaran, dia tak memperoleh dukungan dari Kedubes Irak. Kendati demikian, ia mengaku tak menyesal sedikit pun atas aksinya melakukan intervensi demi melindungi Alquran. "Saya tidak peduli jika saya kehilangan kewarganegaraan Denmark saya karena berusaha melindungi Alquran. Saya tidak menyesal membela Alquran," ujarnya.

Kelompok Danske Patrioter telah beberapa kali melakukan pembakaran Alquran...

Kelompok Danske Patrioter telah beberapa kali melakukan pembakaran Alquran sepanjang bulan ini. Mereka melakukan aksinya di depan atau di luar kedubes Iran, Irak, Turki, dan Mesir di Kopenhagen. Pemerintah Denmark telah mengecam aksi tersebut.

“Pemerintah Denmark mengutuk pembakaran Alquran. Pembakaran kitab suci dan simbol agama lainnya merupakan tindakan memalukan yang tidak menghormati agama orang lain,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Denmark dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resminya, 22 Juli 2023 lalu.

Denmark mengungkapkan, pembakaran Alquran merupakan tindakan provokatif. Aksi itu dinilai tak hanya menyakiti banyak orang, tapi juga menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda di negara tersebut. “Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark adalah Muslim. Mereka (Muslim) adalah bagian berharga dari populasi Denmark,” kata Kemenlu Denmark.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler