Gas Melon Langka di Masyarakat, Ketua PBNU Turut Berkomentar
Ketua PBNU meminta pemerintah atasi kelangkaan gas melon
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) turut berkomentar tentang kelangkaan gas melon di sebagian daerah Indonesia.
Dia pun meminta kepada pemerintah untuk segera bertindak. "Agar pemerintah segera bertindak melakukan normalisasi dan mengontrol pasokan gas melon yang dibutuhkan rakyat," ujar Gus Fahrur dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa 1/8/2023).
Dia pun mempertanyakan, mengapa di saat seluruh masyarakat sudah beralih ke elpiji, justru terjadi kelangkaan melon. Karena itu, Gus Fahrur mendorong kepada pemerintah untuk bertanggung jawab.
"Pemerintah harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat yang telah memberikan respons positif program pemerintah dengan beralih dari minyak tanah," ucap Gus Fahrur.
Seiring permintaan yang terus meningkat, menurut dia, PT Pertamina harus mampu memenuhi permintaan elpiji melon yang diperlukan oleh rumah tangga dan para pedagang kecil. Karena, kelangkaan elpiji melon berdampak negatif terhadap produktivitas masyarakat.
Dia mengatakan, elpiji melon telah menjadi bahan paling penting setelah minyak tanah ditarik dari masyarakat. Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat kelangkaan elpiji yaitu penurunan order bagi pebisnis yang bergerak di sektor rumah makan, aktivitas masyarakat terganggu, terjadi spekulasi harga elpiji, dan bisa mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun
"Elpiji telah menjadi primadona dalam rumah tangga. Kegiatan masak-memasak sangat bergantung pada ketersediaan pasokan salah satu jenis gas ini. Jika elpiji mengalami kelangkaan, jelas akan mengganggu aktivitas masyarakat," kata Gus Fahrur.
Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun
Dampak lainnya, tambah dia, yaitu tumbuhnya spekulasi harga. Pasokan yang tersendat bisa menjadi kesempatan bagi para spekulan dalam menentukan harga, yang dapat menyebabkan melambungnya harga elpiji di tengah masyarakat.
"Kita berharap Pertamina melalukan penanganan serius dalam mengatasi kelangkaan elpiji saat ini, untuk memenuhinya hajat hidup masyarakat," jelas dia.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mengimbau masyarakat untuk tidak panic buying imbas isu kelangkaan gas LPG tiga kilogram yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di sejumlah wilayah. Pertamina memastikan ketersediaan gas melon itu tetap aman sesuai kebutuhan.
“Saya sampaikan kepada masyarakat untuk LPG subsidi, jelas yang berhak mendapatkannya itu adalah masyarakat yang kurang mampu. Saya sudah cek LPG tiga kilogram dan memastikan bahwa suplai secara nasional aman, jadi tidak perlu ada panic buying karena ini cukup,” tegas Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam keterangan resminya, dikutip Republika.co.id, Ahad (30/7/2023).