Haji 2023 Resmi Berakhir, Menag Saran Persiapan Haji 2024 Bisa Dilakukan Segera
Persiapan lebih awal akan membantu penyelenggaraan lebih maksimal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan pelaksanaan ibadah haji 1444H/2023M resmi berakhir. Dengan demikian, dia berharap persiapan haji tahun depan bisa segera dilakukan.
"Kedepan, harapannya persiapan haji bisa dilajukan lebih cepat. Arab Saudi sudah mengumumkan kuota jamaah haji Indonesia, masih sama yaitu 221 ribu. Dengan diumumkan lebih awal, berarti persiapan kita juga lebih awal," kata dia dalam kegiatan konferensi pers Penyelenggaraan Ibadah Haji 1444H/2023M, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (5/8/2023).
Ia menyebut ada catatan penting yang diharap bisa menjadi terobosan baru dalam pelaksanaan haji tahun depan. Salah satunya adalah membalik proses pelunasan biaya haji.
Biasanya, proses yang dilakukan adalah melunasi biaya haji, baru jamaah melakukan pengecekan kesehatan. Dengan kondisi ini, seringnya petugas merasa tidak enak jika tidak meloloskan jamaah, meski kondisi sebenarnya sedang payah atau tidak istita'ah.
"Nanti akan kita bicarakan dengan DPR, mudah-mudahan disepakati. Jadi jamaah dicek kesehatannya lebih dulu, baru melakukan pelunasan," lanjut dia.
Dengan langkah ini, ia berharap angka kematian jamaah haji saat melaksanakan ibadah bisa ditekan. Untuk diketahui, tahun ini jumlah jamaah yang wafat mencapai angka 773 orang, terbesar sejak 2015. Dari angka tersebut, 752 orang merupakan jamaah gaji reguler, 18 jamaah haji khusus dan tiga jamaah furoda.
Menag juga menyebut sebanyak 562 jamaah yang meninggal berusia 65 tahun ke atas. 81 jamaah berusia 60-64 tahun san 109 jamaah di bawah 60 tahun.
Jamaah yang paling tua yang meninggal dunia saat melakukan haji berumur 98 tahun sebanyak dua orang. Sementara, yang paling muda berusia 42 tahun sebanyak enam jamaah.
Terkait terobosan lainnya yang akan diajukan untuk pelaksanaan haji ke depan, ujar Menag, adalah pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI. Nantinya, AI bisa digunakan untuk beberapa layanan, seperti verifikasi dokumen jamaah.
Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish
Gus Men, panggilan akrab Menag, lantas menyinggung perihal kekurangan layanan yang dirasakan jamaah selama puncak haji atau Armuzna. Pemerintah Arab Saudi disebut telah melakukan investigasi melalui Nazaha, atau Lembaga Anti-korupsi Arab Saudi.
"Kami sudah menerima hasil investigasi Arab Saudi, yang dilakukan oleh Nazaha atau lembaga anti-korupsi Saudi. Hasilnya, ditemukan kekurangan eplayanan yang semestinya disediakan Masyariq atau pihak ketiga," ujar dia.
Temuan ini juga disebut sejalan dengan penegasan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Yaitu, persoalan pelayanan di Armuzna menjadi tanggung jawab Masyariq sepenuhnya.
Ada beberapa insiden yang terjadi di masa puncak haji, seperti jamaah yang tidak mendapat tenda, masalah toilet, hingga jamaah yang lama tidak terangkut oleh bus saat di Muzdalifah. Menag pun menyebut hasil investigasi ini akan menjadi bahan evaluasi Pemerintah Indonesia, dalam persiapan haji tahun depan.