Korea Selatan Putuskan Gelar Jambore Pramuka Dunia di Tengah Panas Ekstrem

Puluhan ribu remaja peserta Jambore Pramuka berkumpul di Kota Buan.

www.pixabay.com
Ilustrasi Jambore Pramuka Dunia.
Rep: Dwina Agustin Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, BUAN -- Korea Selatan (Korsel) memutuskan untuk terus melaksanakan kegiatan Jambore Pramuka Dunia pada Sabtu (5/8/2023), mengutip reuters. Kegiatan itu mendapatkan sorotan usai peringatan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh panas ekstrem yang dialami hingga beberapa negara menarik kontingennya lebih awal.

Baca Juga


Puluhan ribu anggota pramuka berusia antara 14-18 tahun berbondong-bondong ke Saemangeum, dekat kota Buan di pantai barat Korsel. Mereka berkumpul dan melaksanakan kegiatan di suhu mencapai 33 derajat Celcius.

Ratusan peserta sudah jatuh sakit karena suhu yang membakar, memicu keluhan dari orang tua atas keselamatan anak-anaknya. Pemerintah menjanjikan lebih banyak truk air, ruang ber-AC, dan petugas medis dalam upaya menyelamatkan acara yang dibuka pada 1 Agustus dan dijadwalkan berlangsung hingga 12 Agustus.

Sebanyak 42.593 peserta dari lebih dari 150 negara yang berkemah di Saemangeum. Namun kelompok dari AS dan Singapura memutuskan untuk mengikuti langkah anggota pramuka Inggris dengan pindah ke tempat lain pada Sabtu.

Perdana Menteri Korsel Han Duck-soo mengatakan telah berkonsultasi dengan negara lain. Pemerintah Korsel telah memutuskan bersama dengan Asosiasi Kepanduan Korea bahwa jambore harus dilanjutkan.

Sehari sebelumnya, Organisasi Gerakan Pramuka Dunia mengatakan, mereka harus mempertimbangkan pilihan alternatif untuk mengakhiri acara lebih awal dari yang dijadwalkan. Kelompok itu mendukung peserta sampai dapat kembali ke negara asalnya.

Kristin Sayers dari negara bagian Virginia AS mengatakan putranya yang berusia 17 tahun, Corey, memiliki impian untuk ikut serta dalam jambore dengan biaya 6.500 dolar AS. Namun, kegiatan itu telah berubah menjadi mimpi buruk.

"Dia sangat menyadari berapa banyak uang dan pengorbanan yang kami buat sebagai keluarga untuk mengirimnya. Kami bisa melakukan banyak hal dengan uang itu," kata Sayers.

Dalam upaya menenangkan situasi, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memerintahkan para pejabat untuk meluncurkan program tur. Kegiatan itu menampilkan budaya dan alam negara itu di Seoul dan kota-kota lain, tersedia untuk semua anggota pramuka.

Beberapa negara, termasuk Filipina dan Argentina, mengatakan, akan tetap berada di perkemahan meskipun ada tantangan dari cuaca ekstrem. "Kami melihat di sekitar lokasi beberapa perbaikan," kata Presiden Asosiasi Kepanduan Argentina Marina Rustan.

"Kami mendapat janji dari pimpinan pemerintah bahwa segala sesuatunya akan diperbaiki," ujarnya.

Kontingen AS akan mengambil bagian dalam program jambore pada Sabtu, sebelum pindah ke Garnisun Humphreys Angkatan Darat AS di dekat lokasi jambore pada Ahad.  Sedangkan Inggris yang menjadi kelompok terbesar di jambore mengatakan, pindah ke hotel di Seoul selama sisa masa tinggalnya untuk mengurangi tekanan di lokasi. Mereka terlihat meninggalkan perkemahan pada Sabtu pagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler