Filipina Tuduh Kapal Penjaga Pantai Cina Tembakan Meriam Air

Penjaga pantai Cina menembakkan meriam ke kapal suplai militer Filipina.

Philippine Coast Guard via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina ini, sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok, di depan, diduga memblokir jalur kapal Penjaga Pantai Filipina di dekat Beting Thomas Kedua yang diduduki Filipina, Laut Cina Selatan selama misi pasokan ulang pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Penjaga Pantai Filipina yang mengawal kapal-kapal pasokan makanan, air, bahan bakar, dan pasokan lainnya untuk personil militer Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly mengatakan penjaga pantai Cina melepaskan tembakan meriam air ke arah mereka. Peristiwa itu merupakan insiden pertama sejak November 2021 ketika pasukan penjaga pantai Cina menggunakan meriam air ke misi pengiriman pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal.

Baca Juga


"Pasukan Penjaga Pantai Filipina (Philippine Coast Guard - PCG) mengutuk keras manuver berbahaya dan penggunaan meriam air  ilegal Pasukan Penjaga Pantai Cina (China Coast Guard - CCG) terhadap kapal-kapal PCG," kata Pasukan Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari France 24, Ahad (6/8/2023).

"Tindakan CCG tersebut tidak hanya mengabaikan keselamatan kru PCG dan kapal-kapal suplai, tetapi juga melanggar hukum internasional," tambah PCG.

Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan penjaga pantai Cina "memblokir dan menembakan meriam air" ke salah satu kapal suplai yang disewa militer Filipina. Juru bicara militer Filipina Kolonel Medel Aguilar mengatakan karena tindakan "berlebihan dan ofensif" itu, kapal sewaan kedua tidak dapat membongkar muatannya untuk rotasi pasukan dan operasi pasokan ulang.

"Kami meminta Pasukan Penjaga Pantai Cina dan Komisi Militer Pusat untuk berhati-hati dan bertanggung jawab dalam tindakan mereka untuk mencegah kesalahan perhitungan dan kecelakaan yang akan membahayakan nyawa masyarakat," kata Aguilar.

Kedutaan Besar Cina di Manila belum menanggapi permintaan komentar. Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang dalam sengketa maritim di Laut Cina Selatan, terutama di perairan sekitar Second Thomas Shoal.

Setelah Cina menduduki Mischief Reef pada pertengahan tahun 1990-an, Filipina menenggelamkan sebuah kapal angkatan lautnya di beting di dekatnya untuk menegaskan klaim teritorial Manila di perairan itu. Anggota marinir Filipina bermarkas di sana.

Insiden serupa terjadi pada bulan Juni selama operasi pasokan ulang rutin lainnya. Ketika mendekati beting, dua kapal penjaga pantai Filipina yang ditugaskan sebagai pengawal untuk misi angkatan laut tersebut didekati dua kapal penjaga pantai Cina.

PGC mengatakan salah satu kapal Cina berada dalam jarak sekitar....

 

PGC mengatakan salah satu kapal Cina berada dalam jarak sekitar 90 meter dari haluan BRP Malabrigo, sehingga memaksa komandan kapal memperlambat laju kapal untuk menghindari tabrakan.

Insiden lain terjadi pada bulan April ketika sebuah kapal penjaga pantai Cina memotong jalur kapal patroli Filipina Malapascua yang membawa wartawan di dekat Second Thomas Shoal.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengutuk tindakan Cina pada Sabtu kemarin. AS mengatakan tindakan penjaga pantai dan "milisi maritim" tersebut mengancam perdamaian dan stabilitas regional.

Cina mengklaim hampir seluruh wilayah laut yang dilalui triliunan dolar perdagangan setiap tahunnya. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim Laut Cina Selatan.

 

Manila mengatakan kapal-kapal CCG dan angkatan laut Cina rutin menghalangi atau membayangi kapal-kapal Filipina yang berpatroli di perairan yang disengketakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler