Italia Tarik Sebagian Pasukan dari Niger
Pesawat militer lepas landas dari Niamey, Niger dengan membawa 65 tentara Italia
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah Italia mengatakan mereka mengurangi jumlah pasukannya di Niger. Langkah ini untuk membuka ruang di pangkalan militer bagi warga sipil yang mungkin membutuhkan perlindungan dari situasi keamanan yang rentan.
Blok kawasan Afrika Barat, ECOWAS mengancam akan melakukan intervensi militer di Niger kecuali militer yang mengkudeta pemerintah pada 26 Juli lalu mengembalikan kekuasaan. Tenggat waktu untuk menyerahkan kekuasaan ke Presiden Mohamed Bazoum adalah Ahad (6/8/2023).
Kementerian Pertahanan Italia mengatakan pesawat militer lepas landas dari Niamey, Niger dan mendarat di Roma pada Sabtu (5/8/2023) malam. Pesawat itu membawa 65 tentara Italia serta 10 tentara Amerika Serikat (AS).
Kementerian mengatakan pengangkutan udara itu diatur untuk meningkatkan "otonomi logistik" pangkalan militer Italia. "Mengoptimalkan kapasitas akomodasi bila dibutuhkan untuk mengangkut warga negara (Italia) dan di saat darurat, mengevakuasi mereka," kata kementerian.
Kementerian mengatakan dalam beberapa hari ke depan direncanakan akan ada beberapa penerbangan. Kementerian menambahkan pada saat ini 250 tentara Italia yang ditugaskan untuk kontra-pemberontakan dan misi pelatihan militer masih di Niger.
Pekan lalu Italia mengevakuasi 36 warga negaranya dari Niamey serta lusinan warga negara lain. Kini tinggal 40 warga Italia yang berada di Niger sebagian besar pegawai organisasi non-pemerintah.
Italia bersama AS dan Prancis merupakan negara-negara Barat yang memiliki pasukan di Niger. Negara Afrika Barat itu merupakan sekutu Barat dalam menghadapi pemberontakan milisi bersenjata di kawasan Sahel.