Daftar Kontroversi Miss Universe Secara Global

Penyelenggaran Miss Universe Indonesia telah berakhir pada 3 Agustus 2023.

EPA
Bendera negara-negara yang berpartisipasi di kontes kecantikan Miss Universe diproyeksikan ke dinding di Kota Tua Yerusalem, 30 November 2021.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaran Miss Universe Indonesia telah berakhir pada 3 Agustus 2023 dengan serangkaian kontroversi. Masalah-masalah dalam penyelenggaraan kontes kecantikan itu nyatanya sudah bersifat global dan beragam.

Kontroversi usai penetapan pemenang Miss Universe pada 2022. Pada Januari lalu, R'Bonney Gabriel dinobatkan sebagai Miss Universe ke-71.

Dalam penyelenggaraan itu fan kontes kecantikan mengeluh di media sosial bahwa kompetisi dimanipulasi untuk kepentingan Gabriel. Mereka menyebutnya sebagai "penipuan" dan #dicurangi menjadi topik hangat di Twitter.

Gabriel menjadi Miss USA pertama yang memenangkan Miss Universe dalam 10 tahun, mengungguli runner-up pertama Amanda Dudmel dari Venezuela dan runner-up kedua Andreína Martínez dari Republik Dominika dalam kontes di New Orleans.

Kontroversi muncul setelah beberapa pesaing menuduh kecurangan serupa selama kemenangan Gabriel di kontes Miss USA pada bulan Oktober. Kedua kontes tersebut dimiliki oleh perusahaan media JKN Global Group yang berbasis di Thailand.

Seorang kontestan mengatakan kepada NBC News, bahwa Gabriel diizinkan untuk melakukan pola berjalan yang berbeda di atas panggung. "Ketika kami semua diminta untuk mengikuti dengan ketat pola berjalan yang diberikan oleh koreografer kepada kami," ujarnya kemudian Gabriel pun membantah tuduhan.

Pada Februari lalu, Miss Universe mengganti lisensi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Penyelenggaraan Miss Universe Indonesia 2023 yang diadakan PT Capella Swastika Karya (CSK), acara ini sebelumnya dipegang oleh Yayasan Putri Indonesia.

Selain Indonesia dikutip dari thenationalnews, negara-negara yang mendapatkan peralihan mendadak itu adalah Vietnan, Ghana, Belize, Mauritius, dan Seychelles. Kontroversi dimulai setelah pemilik baru Miss Universe jutawan Thailand Anne Jakrajutatip memperkenalkan aturan baru. Dia mengharuskan organisasi dan direktur nasional yang ingin menjadi tuan rumah kompetisi memilih perwakilan Miss Universe untuk mengajukan penawaran setiap tahun.

Aturan baru itu berarti bahwa organisasi yang telah memiliki hubungan lama dengan Organisasi Miss Universe tidak lagi dijamin haknya untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. "Dalam aplikasi, Anda akan dimintai tawaran tertinggi untuk kesempatan memegang lisensi Miss Universe. Harap diperhatikan bahwa biaya lisensi yang diajukan dianggap tidak sesuai dengan nilai pasar di wilayah Anda akan ditolak," bunyi memo Miss Universe yang dikirim ke direktur nasional dan dibagikan secara daring.

Sementara, kontroversi paling menarik perhatian saat Donald Trump sebagai pemilik Miss Universe. Pemenang Miss Universe 1996 berasal dari Venezuela bernama Alicia Machado, dia mengalami kenaikan berat badannya hingga 18 kg.

Trump mempermalukan Machado di depan umum, membuat jurnalis dan fotografer setiap hari mengawasinya saat dia dipaksa berolahraga dan diet. Orang-orang memanggilnya "Miss Piggy", bahkan Trump mengatakan dia adalah "mesin makan".

Kasus serupa dialami Zuleyka Rivera yang menjadi menjadi Miss Universe Puerto Rico kelima pada 2006. Namun, gelarnya hampir dicabut karena kenaikan berat badannya.

Model itu pingsan selama tur. Dia mengklaim bahwa itu terjadi sebagai akibat dari latihan berat dan diet ketat yang harus dia jalani untuk mempersiapkan kontes.

Ada pula kontroversi ikonik yang paling berkesan dalam beberapa tahun terakhir. Selama transmisi Miss Universe 2015, Steve Harvey memahkotai Ariadna Gutierrez dari Kolombia, tetapi saat perayaan semakin meningkat, pembawa acara menyebutkan terdapat kesalahan dan mengumumkan bahwa pemenang sebenarnya adalah Pia Alonzo Wurtzbach dari Filipina. 

Baca Juga


 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler