Korsel Beri Peserta Jambore Pramuka Lima Botol Air Dingin per Hari

Ratusan peserta Jambore Pramuka Dunia Saemangeum 2023 tumbang akibat gelombang panas.

Yonhap/EPA-EFE
Ratusan peserta Jambora Pramuka Dunia Saemangeum 2023 bertumbangan akibat gelombang panas yang menyapu Korea Selatan.
Rep: Fergi Nadira B Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mengalami gelombang panas belakangan ini hingga suhu mencapai 40 derajat Celsius. Hal itu berimbas kepada gelaran acara Jambore Pramuka Dunia Saemangeum 2023, yang sempat terganggu setelah ratusan peserta bertumbangan dan pingsan.

Pemerintah Korsel kemudian mengerahkan dukungan penuh terhadap Jambore Pramuka Dunia Saemangeum dengan memberikan bala bantuan untuk para peserta yang hadir. Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korsel Lee Sang-min mengatakan, lokasi dan bumi perkemahan pramuka di sejumlah wilayah gelaran Jambore sudah mulai stabil.



"Saat ini di bumi perkemahan, pemerintah pusat dan daerah, militer dan swasta bersatu untuk mengatasi satu per satu kesulitan yang dihadapi peserta," kata Mendagri Lee dalam briefing Pemerintah Korsel dalam rilis persnya di Seoul, Senin (7/8/2023).

Selain panitia pelaksana, peralatan dan personel tambahan dari organisasi pemerintah seperti Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan; Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; serta Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum.

Selain itu, otoritas militer, polisi, dan pemadam kebakaran juga telah disiapkan. Lee menegaskan, pemerintah Korsel secara keseluruhan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan Jambore berakhir dengan aman dan menyenangkan. "Khususnya, kami memberikan perhatian khusus pada gelombang panas, penyebab utama kekhawatiran publik," ujarnya.

Lee mengatakan, untuk membantu para peserta menenangkan diri, sekurangnya 132 bus tambahan ber-AC telah dikerahkan, yang secara signifikan bertambah menjadi 262 bus. Jumlah bus antar jemput di dalam perkemahan juga telah berlipat ganda, dengan total 24 bus yang beroperasi dengan interval 10 menit pada interval 30 menit seperti sebelumnya. 

Militer telah memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh perkemahan. Selain itu, kata dia, dalam konsultasi dengan World Organization of the Scout Movement (WOSM), total delapan taman bermain air telah dipasang di empat hub untuk membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Pramuka yang kelelahan akibat gelombang panas yang terus menerus.

"Sebanyak 930 staf kebersihan tambahan telah dikerahkan, total 1.400 orang kini bekerja untuk menjaga toilet dan kamar mandi tetap bersih dan higienis," kata Lee.

Seperti yang dijanjikan, setidaknya lima botol air dingin disediakan per orang setiap hari, dan pemerintah Korsel telah mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap orang dapat membawa botol sebanyak yang mereka butuhkan ke mana saja. Saat ini, total 16 truk berpendingin telah beroperasi, dan telah disediakan pendingin.

"Kami meningkatka kualitas makanan dan menyediakan makanan ringan tambahan. Selain itu, kafetaria staf beroperasi sepanjang waktu," ujar Lee.

Kapasitas pasokan listrik telah ditingkatkan untuk memungkinkan penerangan di lantai terowongan anggur dan tambahan 330 lampu jalan untuk menerangi jalan, sehingga meningkatkan keselamatan, bahkan pada malam hari. Sebanyak 200 kipas angin listrik berukuran besar juga telah disediakan.

Perusahaan swasta dan pemerintah daerah lainnya juga telah memberikan uluran tangan untuk keberhasilan Jambore. Sejumlah pelaku usaha mendonasikan 1,68 juta botol air minum dan pasokan ion serta 10 ribu kaleng obat nyamuk, dan beberapa pemerintah daerah juga menyediakan 50 portalet dan tujuh kotak untuk tempat sampah.

"Dengan pemerintah pusat dan daerah, militer dan sektor swasta bekerja sama untuk mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi para peserta, perkemahan secara bertahap mendapatkan kembali stabilitasnya," kata Lee.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler